REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti tindakan Bupati Aceh Selatan, Mirwan M.S., yang melakukan ibadah umrah saat wilayahnya terdampak bencana banjir bandang dan longsor. Hal ini disampaikan dalam rapat koordinasi penanganan bencana di Pangkalan Udara TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu malam.
Prabowo menyampaikan apresiasi kepada para bupati di Provinsi Aceh yang berjuang menghadapi bencana ini. Namun, ia memberikan peringatan keras kepada kepala daerah yang berusaha menghindari tanggung jawabnya saat bencana terjadi.
Presiden meminta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk mengambil langkah tegas terhadap Mirwan M.S. yang dianggap telah 'melarikan diri'. Dalam istilah militer, Prabowo menyebut tindakan ini sebagai desersi, yakni meninggalkan anak buah dalam keadaan bahaya.
Berdasarkan informasi, Mirwan M.S. tidak merasa mampu mengatasi bencana tersebut yang melanda tiga provinsi, termasuk Aceh. Namun, pada 2 Desember 2025, ia tetap berangkat umrah bersama istrinya, yang kemudian menuai banyak kritik.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyatakan tidak pernah memberikan izin kepada Mirwan untuk meninggalkan wilayahnya saat masa tanggap darurat. Akibat tindakan ini, Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra memutuskan untuk memberhentikan Mirwan M.S. sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Aceh Selatan.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Sugiono, menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah menerima laporan mengenai sikap dan kepemimpinan Mirwan yang dianggap mengecewakan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
Ikuti Whatsapp Channel Republika