Rabu 12 Nov 2025 22:33 WIB

Sukses Tekan Stunting, Kaltim Raih Penghargaan dari Kemenkes

Dibutuhkan sinergi untuk menekan prevalensi stunting.

Kemenkes memberikan penghargaan atas upaya penurunan stunting, salah satu kepada Pemprov Kaltim.
Foto: Istimewa
Kemenkes memberikan penghargaan atas upaya penurunan stunting, salah satu kepada Pemprov Kaltim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meraih penghargaan  pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2025. Provinsi ini meraih dua penghargaan sekaligus dari Kementerian Kesehatan, yakni sebagai Provinsi dengan Penurunan Prevalensi Stunting Terbaik dan Provinsi dengan Prevalensi Stunting Terendah.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin kepada Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud pada Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Kantor Kemenkes, kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga

Rakornas tersebut juga dihadiri Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menegaskan pentingnya sinergi lintas pemerintahan untuk mencapai target penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada 2029.

Prevalensi stunting di Kalimantan Timur turun dari 22,9 persen menjadi 22,2 persen. Angka tersebut menempatkan Kaltim di bawah rata-rata nasional dan menunjukkan perbaikan signifikan dalam upaya perbaikan gizi anak.

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud menyampaikan rasa syukurnya atas capaian tersebut. Ia menegaskan bahwa penghargaan itu merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat.

“Acara hari ini soal penurunan stunting secara nasional. Kata pak Wapres penurunan stunting tahun ini sudah baik. Seluruh kabupaten kota dan provinsi akan bahu membahu dengan pemerintah pusat. MBG sangat memberikan dukungan untuk bisa menurunkan stunting juga posyandu-posyandu,” kata Rudy dalam siaran pers, Rabu (12/11/2025).

Meski meraih penghargaan, Rudy menegaskan dirinya tidak ingin cepat puas. Ia berkomitmen memperkuat koordinasi lintas sektor dan menjaga konsistensi program intervensi gizi di seluruh wilayah.

“Diperlukan penguatan koordinasi lintas sektor serta konsistensi program intervensi gizi di setiap daerah. Pastinya dengan MBG dan Posyandu akan diberdayakan. Termasuk memberikan penyuluhan pernikahan dini itu bisa dicegah dan remaja putri diberikan zat besi agar menghasilkan generasi-generasi yang sehat,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement