Selasa 28 May 2024 10:59 WIB

Program Insentif Guru Ngaji Dilanjutkan, Ini Harapan Warga Kepada Bupati Bandung

Program insentif Guru Ngaji terbukti tingkatkan jumlah anak yang bisa baca Alquran

Selama tiga tahun lebih menjabat Bupati Bandung, Dadang bersama jajaran perangkat daerah sudah 118 desa yang menjadi sasaran kegiatan Rembug Bedas. Selain 25 kali melaksanakan Bunga Desa dan 96 kali melaksanakan Jumat Keliling.
Foto: dok Pemkab Bandung
Selama tiga tahun lebih menjabat Bupati Bandung, Dadang bersama jajaran perangkat daerah sudah 118 desa yang menjadi sasaran kegiatan Rembug Bedas. Selain 25 kali melaksanakan Bunga Desa dan 96 kali melaksanakan Jumat Keliling.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah warga penerima manfaat dari kebijakan strategis Bedas, yakni 13 program prioritas Bupati Bandung Dadang Supriatna berharap dilanjutkan. Harapkan itu terungkap dalam berbagai rangkaian kegiatan Rembug Bedas yang digulirkan orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

Seperti halnya terungkap dalam pelaksanaan kegiatan Rembug Bedas ke-118 di Desa Parungserab Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, belum lama ini. Pelaksanaan Rembug Bedas itu sebagai ajang pertemuan silaturahmi antara Bupati Bandung bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan masyarakat dari berbagai unsur di desa tersebut.

Kepala Desa Parungserab Deni Ramdani mewakili masyarakat di desa tersebut sangat mengapresiasi kebijakan Bupati Bandung dalam menggulirkan 13 program prioritas. 

"Angkat jempol, benar benar Bedas. Para Ketua RT, RW, kader PKK, guru ngaji mendapatkan insentif. Kami berharap program prioritas Pak Bupati Bandung dilanjutkan," katanya.

Sama halnya yang diungkapkan perwakilan pengurus MUI Desa Parungserab. Ia mengaku reueus dan bingah, terkait program insentif guru ngaji yang sudah dirasakan manfaatnya oleh para penerima manfaat tersebut.

"Mudah-mudahan semua guru ngaji menerima insentif. Ngarasa reueus dengan adanya program guru ngaji ini. Saya atas nama guru ngaji, perwakilan dari MUI sangat mendukung program insentif guru ngaji. Mudah-mudahan dilanjutkan program insentif guru ngaji ini," katanya.

Warga setempat juga berharap kepada Bupati Bandung ada penataan atau pembenahan akses jalan menuju Tol Soroja. Selain itu, warga berharap ada pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di akses jalan di desa tersebut. Menurut warga pembangunan JPO sangat penting untuk akses dan sarana prasarana jalan kaki.

Apa yang menjadi aspirasi dan harapan warga itu langsung direspon oleh Bupati. Bupati Bedas pun berencana untuk menurunkan alat berat back hoe untuk melakukan penataan akses jalan menuju tol tersebut. 

Dadang pun menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang serta Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung untuk melakukan survei terkait harapan warga yang menginginkan dibangunnya JPO di akses jalan yang ada di kawasan Desa Parungserab. 

Lebih lanjut Bupati menuturkan bahwa pelaksanaan Rembug Bedas ini ingin silaturahmi dengan berbagai stakeholder yang ada di Desa Parungserab.

"Mulai dari silaturahmi dengan para Ketua RT, RW, PKK, perangkat desa dan masyarakat pada umumnya," katanya.

Selama tiga tahun lebih menjabat Bupati Bandung, Dadang bersama jajaran perangkat daerah sudah 118 desa yang menjadi sasaran kegiatan Rembug Bedas. Selain 25 kali melaksanakan Bunga Desa dan 96 kali melaksanakan Jumat Keliling.

"Silaturahmi dengan masyarakat ini sudah berjalan selama saya jadi Bupati Bandung selama tiga tahun ini," ucapnya.

Menurutnya, pelaksanaan Rembug Bedas ini dalam rangka menampung aspirasi. Selain itu untuk melihat situasi dan kondisi di lapangan, yang perlu segera dilaksanakan atau disikapi.

Di hadapan masyarakat, Kang DS, sapaan akrabnya, mengungkapkan alasan menggulirkan program guru ngaji karena ingin memuliakan ulama dan ingin masuk surga. 

Untuk menggulirkan program tersebut, Kang DS menyebutkan Pemkab Bandung sudah menganggarkan Rp 109 miliar per tahun. Para guru ngaji pun diberikan jaminan BPJS Ketenagakerjaan. 

"Dengan adanya jaminan BPJS Ketenagakerjaan itu, disaat meninggal dunia ahli warisnya mendapatkan santunan Rp 42 juta. Apabila sudah tiga tahun, ahli warisnya menerima santunan Rp 174 juta," katanya.

80 persen anak di Kabupaten Bandung...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement