Bolehkah Puasa Setengah Hari?

Rep: Mgrol150/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 15 Mar 2024 22:04 WIB

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh Foto: www.freepik.com Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib yang dilakukan bagi seluruh umat muslim. Ibadah yang menahan diri dari lapar dan haus serta hawa nafsu dari mulai waktu subuh hingga waktu maghrib. Bagi sebagian orang melakukan puasa setengah hari yang biasa dilakukan oleh anak – anak untuk belajar berpuasa.

Menurut buku karya Saifuddin Nur, M.Ag yang berjudul Ilmu Fiqih: Suatu Pengantar Komprehensif Kepada Hukum Islam menjelaskan, bahwa bagi yang melakukan puasa setengah hari adalah tidak sah hukumnya. Tetapi, dalam kaidah tersebut terdapat pengecualian. Seperti yang tertulis pada surat Al Baqarah ayat 184 yang berbunyi,

Baca Juga

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Arab Latin : Ayyāmam ma‘dūdāt(in), faman kāna minkum marīḍan au ‘alā safarin fa ‘iddatum min ayyāmin ukhar(a), wa ‘alal-lażīna yuṭīqūnahū fidyatun ṭa‘āmu miskīn(in), faman taṭawwa‘a khairan fahuwa khairul lah(ū), wa an taṣūmū khairul lakum in kuntum ta‘lamūn(a).

Artinya : “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,51) itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Menurut tafsir tahlili Kemenag, bahwa ayat tersebut menerangkan bahwa puasa yang diwajibkan ada beberapa hari yaitu pada bulan Ramadhan menurut jumlah hari bulan Ramadhan (29 atau 30 hari). Nabi Muhammad SAW semenjak turunnya perintah puasa sampai wafatnya, beliau selalu berpuasa di bulan Ramadhan selama 29 hari, kecuali satu kali saja bulan Ramadan genap 30 hari. 

Bagi siapa yang merasa berat menjalankan ibadah puasa boleh diganti dengan fidyah, walaupun ia tidak musafir dan tidak sakit. Orang – orang yang mendapat pengecualian di antaranya, orang tua yang tidak mampu berpuasa, wanita hamil, dan orang sakit yang tidak mampu berpuasa. 

Terpopuler