Ia menjadikan PKB sebagai contoh. Hasil quick count menunjukkan bahwa partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu meraih 10,65 persen suara, sedangkan versi real count KPU sudah 11,56 persen. Ada selisih plus 0,91 persen.
Contoh lain adalah raihan suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sedangkan berdasarkan real count KPU sudah 1,44 persen. Ada selisih plus 0,55 persen.
PSI sendiri, lanjut dia, tercatat meraih 2,66 persen suara versi quick count. Adapun versi real count sementara KPU, PSI meraih 3,12 persen suara. Ada selisih plus 0,47 persen.
Grace menegaskan, selisih raihan suara PSI versi quick count dan real count jelas lebih kecil dibanding PKB dan Gelora. Karena itu, dia heran mengapa publik hanya menyoroti lonjakan raihan suara PSI.
"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata caleg PSI di Dapil Jakarta III itu.
Dia meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional dalam melihat lonjakan suara PSI. Dia juga mengajak semua pihak untuk menantikan hasil penghitungan akhir KPU dan jangan "menggiring opini yang menyesatkan publik".