Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto mengatakan, pembongkaran bangunan di atas lahan milik Pemkab Tasikmalaya itu merupakan hasil kesepakatan dengan masyarakat. Pasalnya, selama ini eks Terminal Cilembang dimanfaatkan untuk kegiatan yang membuat masyarakat sekitar resah. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan akan muncul konflik di wilayah itu.
"Kami menindaklanjuti agar bangunan di sini diratakan dan nanti bisa dimanfaatkan lebih optimal. Karena selama ini ada pemanfaatan yang kurang pas, sehingga membuat masyarakat sekitar resah," kata dia di eks Terminal Cilembang.
Menurut dia, terdapat beberapa aset di eks Terminal Cilembang yang akan dibongkar. Aset itu rencananya akan dipindahtangankan atau dihibahkan kepada pihak yang membutuhkan. Sebab, aset milik pemerintah tidak bisa dimusnahkan apabila masih memiliki nilai.
Usai dibongkar, Ade mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan lahan eks Terminal Cilembang untuk kegiatan yang positif. Lahan dengan luasan sekitar 2,5 hektare itu dinilai dapat memberikan manfaaat ekonomi untuk Kabupaten Tasikmalaya dan manfaat sosial untuk Kota Tasikmalaya.
Menurut dia, sejauh ini sudah dua pihak yang ingin memanfaatkan lahan eks Terminal Cilembang. Pihak-pihak itu disebut akan memanfaatkan laham eks Terminal Cilembang sebagai sarana olahraga. Namun, belum diketahui lebih detil mengenai rencana tersebut.
"Yang jelas, harus mempunyai nilai ekonomi yang besar bagi Kabupaten Tasikmalaya, dan manfaat sosial yang tinggi untuk masyarakat Kota Tasikmalaya. Kami juga akan ikut Pemkot Tasikmalaya sesuai tata ruang yang ada," kata dia.
Selama masa transisi untuk pemanfaatan lahan eks Terminal Cilembang, Ade menyatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan agar lahan itu tidak dimanfaatkan oleh pihak ketiga yang tidak bertanggung jawab. Selain menerjunkan personel, Pemkab Tasikmalaya juga akan membuat alat bantu pengawasan semacam pagar.
"Agar ada batas saja dan tidak dimanfaatkan untuk hal yang di luar kebiasaan kita semua," ujar dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika