Selasa 26 Sep 2023 15:33 WIB

Unisba Gandeng UiTM Kedah Malaysia dan Uniku Gelar PKM Angkat Soal Halal 

Viral marketing menjadi salah satu strategi bisnis melalui digital marketing.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Deputy Rector Division of Academic Affairs UiTM Kedah Malaysia, Assoc Prof Dr Komarudin Othman.
Foto: dok. Republika
Deputy Rector Division of Academic Affairs UiTM Kedah Malaysia, Assoc Prof Dr Komarudin Othman.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Bandung (FEB Unisba) berkolaborasi dengan Universiti Teknologi MARA (UiTM) Kedah Malaysia dan Universitas Kuningan (Uniku), untuk menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Halal Natural Resource Based Tourism Education” yang diselenggarakan di Cocorico Cafe & Resto, pada Jumat (22/9/2023).

Selain itu, Unisba pun menggandeng Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kegiatan ini diikuti sebanyak 90 orang peserta terdiri dari UMKM Desa Ciburial, Ibu-Ibu PKK Desa Ciburial, dan mahasiswa UiTM.

PKM ini menghadirkan tiga orang narasumber antara lain Kaprodi Manajemen FEB Unisba, Dr Sri Suwarsi, SE MSi, Deputy Rector Division of Academic Affairs UiTM Kedah Malaysia, Assoc Prof Dr Komarudin Othman, dan Kaprodi Manajemen Uniku Dr Rina Masruroh, SE, MESy

Kaprodi Manajemen FEB Unisba, Dr Sri Suwarsi, SE MSi menjelaskan, strategi dalam memasarkan produk UMKM agar menerapkan digital marketing. Yakni, pemasaran melalui website serta aktif di berbagai media sosial, tidak hanya Facebook dan Instagram tapi juga TikTok.

“Digital maketing itu efektif apalagi produk makanan. Semakin banyak aktivitas pemasaran yang dilaksanakan melalui digital marketing maka akan membranding produk apalagi tinggi viewernya dan bisa jadi viral,” katanya.

Menurutnya, viral marketing menjadi salah satu strategi bisnis melalui digital marketing yang dapat berefek pada produk yang tidak dikenal menjadi viral. Viral, kata dia, merupakan momen terbaik untuk para UMKM ataupun pengusaha sehingga bisa meningkatkan penjualan, tentu dengan cara yang etis.

"Jangan sampai dengan cara yang tidak etis karena viral juga nantinya akan ada efek ke masyarakat,” katanya.

Promosi lainnya yang dapat dilakukan, kata dia, untuk meningkatkan penjualan yaitu dengan mengikuti berbagai event dan pameran. Serta, mengikuti kegiatan yang bisa mengundang wisatawan untuk datang sehingga bisa menjadi media promosi bagi pelaku UMKM. 

Di samping itu, harus memiliki banyak relasi dengan masuk ke berbagai grup, dan membuat planning untuk berinovasi menghasilkan produk baru setiap minggunya.

Menurut Dr Sri, sebagai upaya dalam membantu meningkatkan penjualan produk UMKM. Pada semester ganjil tahun akademik ini Prodi Manajemen FEB Unisba menerjunkan 250 orang mahasiswa melalui mata kuliah Bina Usaha untuk mendampingi setiap UMKM sesuai dengan kebutuhannya.

Deputy Rector Division of Academic Affairs UiTM Kedah Malaysia, Assoc Prof Dr Komarudin Othman mengatakan bahwa produk UMKM di Indonesia khususnya makanan memiliki potensi untuk dipasarkan ke Malaysia. Daya beli masyarakat Malaysia itu tinggi karena rata-rata pendapatannya menengah keatas yang gajinya lebih dari 4.000 ringgit. 

"Makanan Indonesia pun hampir serupa rasanya dengan makanan Malaysia yang sedikit pedas, jadi itu boleh diketengahkan,” katanya.

Menurutnya, makanan halal menjadi hal yang penting bagi warga Malaysia baik yang muslim maupun non muslim. Namun, akan lebih mudah memasukan makanan jika sudah bersertifikasi halal karena halal begitu penting di Malaysia.

"Apalagi jika makanan tersebut juga sudah tersertifikasi GMP (Good Manufacturing Practice) yang mengikuti kaidah Islam, maka produk makanan akan sangat mudah dijual di Malaysia,” katanya.

Prof Komarudin menilai, digital marketing bisa menjadi salah satu strategi pemasaran jika pelaku UMKM mengalami kesulitan untuk berkunjung langsung ke Malaysia.

Ia juga menyarankan agar pelaku UMKM agar dapat membuat inovasi packaging yang lebih menarik karena hal juga ini menjadi daya tarik orang Malaysia untuk membeli produknya.

Sementara Kaprodi Manajemen Uniku Dr Rina Masruroh, SE, MESy  mengatakan, produk khususnya makanan tidak hanya harus halal saja namun juga thayyib. Halal dan thayyib harus mengandung tiga kriteria yakni makanan itu memang halal, makanan itu tidak berbahaya, dan makanan itu memberikan manfaat. "Maka itu bisa dikatakan halal dan thayyib,” katanya.

Saat ini, kata dia, UMKM dapat memanfaatkan fasilitas pengajuan sertifikasi gratis halal self declare yang gratis dan cepat. “Pengajuan sertifikasi halal dapat di klaim melalui self declare apabila seluruh bahan baku dalam produk tersebut sudah tersertifikasi halal. Nanti pun akan didampingi sampai sertifikat halalnya keluar,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement