Rabu 17 May 2023 22:31 WIB

Erick Thohir Dinilai Hadir pada saat yang Tepat untuk Timnas U-22

Apresiasi diberikan kepada sosok Erick Thohir yang tak memberikan tekanan psikologi.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengekspresikan kebahagiannya usai Timnas Indonesia U-22 sukses meraih medali emas dengan mengalahkan Thailand 5-2 di laga final sepak bola putra SEA Games 2023 di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, pada Selasa (16/5/2023) malam WIB.
Foto: dok PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengekspresikan kebahagiannya usai Timnas Indonesia U-22 sukses meraih medali emas dengan mengalahkan Thailand 5-2 di laga final sepak bola putra SEA Games 2023 di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, pada Selasa (16/5/2023) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Muhammad Yusuf Kurniawan menilai keberhasilan Timnas U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 merupakan bentuk kerja sama yang sukses antara pelatih, ofisial, dan juga PSSI. Kolaborasi seluruh elemen membuat Tim Garuda Muda on-fire di lapangan.  "Medali emas adalah hasil desain, bukan kebetulan. Mulai dari pemilihan pemain, proses persiapan, hingga event berlangsung semua terencana dengan baik. Para pemain Timnas Indonesia U-22 bisa berlaga dengan tenang karena situasi yang benar kondusif," kata dia di Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Apresiasi diberikan kepada sosok Erick Thohir yang tidak memberikan tekanan psikologis berlebihan kepada pemain dan juga ofisial. "Erick memikul beban yang sifatnya non teknis, sementara pelatih dan pemain bisa fokus 100 persen pada area teknik. Suasana dalam tim menjadi sehat, seluruh pemain bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tidak merasa stres dengan beban wajib juara yang mereka pikul," ujar Yusuf.

Baca Juga

Erick menunjukkan sikap leadership sebagai Ketua Umum PSSI yang jempolan. Ia tak banyak cawe-cawe dan mengambil peran terlalu besar yang membuat peran tim kepelatihan tergerus. Mereka bisa bebas berkreasi tanpa terlalu banyak intervensi.

"Federasi hadir pada saat-saat tepat. Seperti misalnya memberi dukungan dan injeksi dukungan moral jelang semifinal. Proporsi tekanannya tidak berlebihan. Kondisi ini menciptakan kenyamanan."

Saat menjelang laga final menghadapi Thailand, Erick cenderung menarik diri. Ia menyadari keterlibatannya akan memberi beban berat buat penggawa Tim Merah-Putih. "Ia hadir pada saat yang tepat, memberi suntikan motivasi jelang semifinal dan kemudian membiarkan awak tim kembali konsentrasi menjelang final," kata Yusuf.

Menurut dia, suasana kondusif amat membantu tim pelatih memberi asupan strategi. "Sebagai Ketua Umum PSSI, Erick bisa menempatkan posisi dengan baik. Ia terlibat dalam menajerial tapi tidak melakukan terlalu banyak intervensi. Ia juga punya interaksi yang baik dengan pemain, mencoba mendekatkan diri namun tidak berlebihan, tetap memberi ruang kepada mereka, tidak melulu bicara target yang justru memicu ketegangan," ungkap pengamat sepak bola lainnya, M. Kusnaeni.

Kusnaeni juga mengarisbawahi, ada peran Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-22. Ada banyak pemain belia di tim hasil tempaan sang pelatih asal Korea Selatan tersebut. Mereka sudah dibiasakan berlaga di pertandingan sarat tekanan di level timnas senior.

Kusnaeni berharap kepercayaan besar terhadap pemain muda terus dijaga oleh PSSI. Ia menyakini masa depan sepak bola Indonesia cerah. "Sepak bola Indonesia bakal bangkit jika kolaborasi harmonis antara pengurus PSSI dan para pelatih serta klub bisa terus dijaga konsistensinya. Kita berharap, Erick terus berbenah. PSSI punya peranan besar dalam pembentukan timnas."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement