Senin 15 May 2023 04:50 WIB

Seusai Hattrick Medali Emas, Saatnya Timnas Voli Putra Naik Kelas

Saat ini momentum PBVSI dan pemerintah berikan perhatian lebih ke cabang bola voli.

Timnas voli putra Indonesia melakukan selebrasi usai mengalahkan Timnas voli putra Kamboja pada final voli SEA Games 2023 di Phnom Penh, Kamboja, Senin (8/5/2023). Timnas voli putra Indonesia berhasil meraih medali emas usai menang dengan skor 25-21, 25-10, dan 25-15.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Timnas voli putra Indonesia melakukan selebrasi usai mengalahkan Timnas voli putra Kamboja pada final voli SEA Games 2023 di Phnom Penh, Kamboja, Senin (8/5/2023). Timnas voli putra Indonesia berhasil meraih medali emas usai menang dengan skor 25-21, 25-10, dan 25-15.

Oleh : Andri Saubani, redaktur Republika

REPUBLIKA.CO.ID, Timnas bola voli putra Indonesia sukses mencetak hattrick medali emas SEA Games. Rekor itu terukir setelah Rivan Nurmulki cs mengalahkan tuan rumah Kamboja dengan skor telak 3-0 pada laga final Senin pekan lalu.

Bak deja vu, tiga laga final di tiga SEA Games terakhir dilalui timnas voli putra menghadapi tuan rumah. Pada 2019 menantang Filipina, 2021 melawan Vietnam, dan terakhir 2023 membungkam Kamboja.

Perjalanan tim voli putra Indonesia pada SEA Games 2023 terbilang mudah karena semuanya dilalui dengan kemenangan. Dari fase penyisihan grup lalu babak semifinal dan final dilalui dengan kemenangan tanpa kehilangan satu set pun, atau dengan kata lain menang dengan skor 15-0. 

Secara keseluruhan, tim bola voli putra mengoleksi 12 medali emas SEA Games dari 19 final sejak pertama kali merebut keping medali tertinggi itu pada SEA Games Manila 1981. Indonesia mengungguli tim putra Thailand yang telah delapan kali meraih emas, tetapi — juga seperti deja vu — selalu digagalkan oleh tim tuan rumah untuk lolos ke final pada tiga SEA Games terakhir.

Dengan prestasi saat ini, tim voli putra Indonesia layak dijuluki sebagai raja Asia Tenggara. Tanpa mengurangi rasa hormat tim negara lain yang berlaga di tiap SEA Games yang semakin ke sini semakin mudah dikalahkan, tim voli putra Indonesia sudah saatnya ‘naik kelas’ baik dalam hal kompetisi dan prestasi.

Seusai Indonesia mencetak hattrick emas SEA Games, pelatih tim voli putra Jeff Jiang Jie pun percaya diri tim yang diasuhnya sejak SEA Games 2021 itu semakin kuat dan siap bersaing di pentas internasional. Merujuk pada dua SEA Games terkahir, Jeff pelatih berkebangsaan China yang sebelumnya melatih tim Proliga, Bogor Lavani, bisa dibilang pelatih berkelas dan klop untuk skuad Merah Putih. 

PBVSI sebagai induk organisasi bola voli di Indonesia wajib mempertahankan Jeff plus mendukung penuh program-program kepelatihannya saat ini. Selama beberapa tahun terakhir, Jeff berhasil meramu skuad timnas yang kompak dan kuat gabungan dari pemain senior yang yunior yang kerap keluar-masuk timnas hasil rotasi berdasarkan performa masing-masing pemain di Proliga. 

Proliga sebagai kawah candradimuka pevoli nasional terbukti mampu melahirkan pemain-pemain berkualitas. Sebut saja para debutan di SEA Games 2023 seperti Fahri Septian dan Hendra Kurniawan langsung terlihat menonjol kala diberikan kepercayaan oleh pelatih Jeff. Khusus Fahri, outside hitter berusia 24 tahun dari klub Jakarta Lavani itu adalah pemain terbaik Proliga 2023.

Indonesia beruntung selama ini sudah memiliki kompetisi bola voli yang bisa dibilang mapan baik dalam hal penyelenggaraan dan antusiasme fans. Jika melihat pada gelaran Proliga dari tahun ke tahun, rangkaian kompetisi voli kasta tertinggi di Tanah Air yang biasanya digelar dengan skema tur dari daerah ke daerah itu tidak pernah sepi penonton. Tidak jarang terungkap info viral, para pecandu olah raga bola voli bahkan rela antre sejak subuh di suatu GOR kala turnamen sudah memasuki babak final four.  

Sayangnya, bola voli meski memiliki basis massa fans tersendiri, bisa dibilang kalah populer dibandingkan dengan bulu tangkis atau sepak bola. Eksposure media pun masih terkesan minim, selain siaran langsung di televisi yang dimiliki salah satu grup media. Bandingkan dengan sepak bola yang isunya selalu menjadi perhatian publik dan media meski hingga kini masih minim prestasi.

Masih dianggapnya bola voli sebagai olahraga kelas sekian membuat cabang yang selalu menyumbang emas dan mengharumkan nama bangsa ini seperti mentok di level Asia Tenggara. Perhatian pemerintah kepada PBVSI juga terkesan 'pilih kasih'. Mentoknya prestasi tim voli putri yang hanya sampai babak semifinal bisa menjadi contoh.

Pada babak semifinal yang berlangsung pada Sabtu (13/5/2023), tim voli putri sebenarnya sudah berjuang mati-matian melawan Vietnam hingga akhirnya harus menyerah pada laga ketat yang barlangsung lima set. Diketahui, tim voli putri Indonesia berlaga di SEA Games 2023 dengan keterbatasan jumlah skuad, bahkan hanya membawa satu pemain untuk posisi libero.

Beredar kabar, keterbatasan skuad tim voli putri yang diboyong PBVSI ke Kamboja lantaran kebijakan dari pemerintah yakni Kemenpora yang meminta setiap federasi cabang olahraga untuk menetapkan skala prioritas pengiriman atlet ke cabang multievent. Hanya cabang-cabang yang berpotensi meraih medali emaslah yang mendapat kebebasan dalam hal pengiriman atlet atau skuad.

Sudah menjadi rahasia umum, kebijakan seperti di atas tentunya tidak berlaku bagi cabang sepak bola. Meski sudah lama tidak berprestasi bahkan untuk tingkat Asia Tenggara sekalipun, tidak pernah terdengar ada keluhan dari cabang sepak bola terkait pengiriman atlet atau soal persiapan di setiap turnamen menjelang.

Torehan prestasi gemilang tim voli putra di SEA Games 2023 harus menjadi momentum. Perhatian para pemangku kepentingan terkait terhadap cabang bola voli harus ditingkatkan. Dari segi fisik, para atlet voli baik putra dan putri kita yang jangkung-jangkung itu sebenarnya tidak kalah kok, hanya saja mereka minim jam terbang di level internasional.

Ke depannya, PBVSI yang didukung penuh pemerintah, mestinya lebih memperbanyak keikutsertaan Rivan Nurmulki cs di turnamen-turnamen tingkat Asia bahkan dunia dan juga training center (TC) di luar negeri, seperti jika kita membaca berita-berita TC timnas sepak bola Indonesia yang kerap berpindah-pindah negara jika akan menghadapi suatu turnamen internasional. Jika sepak bola masih kita tunggu prestasinya, cabang lain yang sudah dulu berpresati semestinya juga harus mendapatkan perhatian yang sama.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement