Jumat 05 May 2023 04:05 WIB

Delapan Pintu Masuk Setan

Manusia menjadi tidak baik setelah ada setan di dirinya.

Cara setan menggoda manusia (ilustrasi)
Foto: republika
Cara setan menggoda manusia (ilustrasi)

Oleh : Erdy Nasrul, Jurnalis Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Wujudnya tak tampak, tapi kehadirannya bisa dirasakan. Dia pasti menjadi sumber kejahatan. Jauh dari kebaikan. Kehadirannya membuat orang malas beramal kebajikan. Dialah setan, makhluk yang mengganggu ketenangan hati manusia (yuwaswisu fi shudurin nas). Siapakah setan? Yaitu mereka para pengganggu yang menjauhkan orang dari kebijaksanaan, dari kalangan jin dan manusia (minal jinnati was nas), sebagaimana tertulis dalam Surah an-Nas.

Manusia pada mulanya adalah makhluk berlimpah kebaikan. Pada masa awal diciptakan, Allah bertanya kepada mereka, “Bukankah Aku Tuhan kalian semua (Alastu birabbikum).” Kemudian para calon manusia itu mengiyakan (Al-A’raf Ayat 172). Affirmasi itulah yang mengakibatkan ruh mereka masuk ke dalam rahim dan menggerakkan janin sang ibu.

Ketika lahir ke bumi, manusia adalah makhluk yang baik sesuai hakikatnya (yuwladu ‘alal fithrah). Namun ketika mereka tumbuh dewasa, orang tua menyebabkan mereka menjadi tidak baik. Pada saat si anak melakukan hal tidak baik setan sudah berada di dalam diri. Bagaimana bisa setan masuk? Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menjawab pertanyaan itu. Dia menjelaskan ada sejumlah pintu tempat setan masuk.

Pertama, pintu yang terbesar alias gerbang utamanya adalah marah dan syahwat. kalau seseorang emosi atau syahwat kejahatannya muncul, maka saat itulah setan memainkan peranannya, mengarahkan orang melabrak aturan. Setan akan tertawa senang mempermainkan mereka seperti bocah memainkan dan menggiring bola dengan penuh bahagia.

Kedua, pintu dengki dan tamak. Nah kalau setan lewat pintu ini, maka seseorang gak senang melihat orang lain bahagia. Dia akan senewen menyaksikan tetangganya ceria dan mendapatkan nikmat. Dia sudah punya harta, tapi merasa kurang. Meski dikasih dunia, dia tetap masih ingin yang lain. Setan akan mengompori orang tersebut untuk minta dunia lagi dan lagi.

Ketiga, pintu ambisi mempercantik dan menghiasi rumah. Sudah punya rumah bagus, tapi masih ingin menambah perabot di dalamnya. Akibatnya rumah dipenuhi benda, tak bisa dipakai untuk silaturahim. Tak bisa memuliakan tamu. Juga tak dapat dimanfaatkan untuk zikir dan ibadah. Rumah bagus secara lahir tapi sungguh buruk secara batin. Rumah yang tak membawa ketenangan hati, bahkan menjadi penyebab petaka.

Keempat, pintu berharap kepada makhluk, bukan Tuhan. Ini nyaris menjadi syirik. Berlebihan menghormati orang lain sambil berharap mendapatkan imbalan darinya. Makhluk dipuja puji. Sedangkan Tuhan yang Mahasegala justru dikesampingkan. Di sini setan sukses memalingkan makhluk dari pasrah kepada Allah kepada gila menghormati makhluk. Akibat yang lebih buruk dari ini adalah menyembah makhluk seperti halnya orang Mesir dahulu menyembah Fir’aun, padahal Fir’aun adalah makhluk yang buruk, sebagaimana diceritakan Syekh Nawawi al-Bantani.

Kelima, pintu tergesa dan ceroboh. Ini adalah orang yang kurang bersabar. Dia ingin cepat menyelesaikan sesuatu tapi tidak disertai dengan ketenangan hati. Akibatnya langkah yang dia tempuh menjadi keliru. Pekerjaan menjadi berantakan.

Keenam, pintu kikir dan takut miskin. Orang yang kemasukan setan dari pintu ini pelit untuk bersedekah. Dia kurang bahkan gagal mengimani Allah yang sudah berjanji, siapa saja yang menginfakkan hartanya di jalan Allah akan di balas dengan banyak kebaikan (al-Baqarah: 261).

Ketujuh, pintu fanatik kepada kelompok. Yang benar hanya komunitasnya. Selain itu salah. Bukan mengikuti arus berdasarkan ilmu, tapi asal ikut-ikutan alias taqlidul a’maa. Dia menutup diri dari ilmu dan menjadi eksklusif. Dia menjadi terkungkung dalam sarangnya alias kurang pergaulan.

Kedelapan, berprasangka buruk. Karena hati yang sudah rusak menjadikan dirinya mudah berprasangka buruk terhadap orang lain. Selalu ingin menang sendiri. Menganggap dirinya paling layak. Lainnya tidak.

Kalau semua pintu sudah dimasuki setan, maka seseorang menjadi miskin meskipun memiliki rumah dan mobil mewah, bodoh meski bergelar tinggi lagi berlimpah penghargaan, gusar meski terlihat bahagia. Dia gagal dekat dengan Allah. Orang seperti ini dekat dengan setan, bahkan pada hakikatnya, dialah setan dari kalangan manusia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement