Rabu 26 Apr 2023 19:54 WIB

Panglima TNI: Semua Prajurit yang Terlibat Kontak Tembak dengan Separatis Sudah Ditemukan

Tidak ada lagi anggota TNI lain gugur di luar yang telah disampaikan sebelumnya.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/4/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memastikan semua prajurit yang terlibat kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, sudah ditemukan. Dia juga mengatakan, tidak ada lagi anggota TNI lain gugur di luar yang telah disampaikan sebelumnya

"Nggak (ada tambahan) sudah semua (ditemukan) kan kemarin, sudah disampaikan Pak Kapuspen," ujar Yudo usai rapat terbatas dengan Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Jakarta pada Rabu (26/4/2023).

Baca Juga

Yudo juga memastikan para prajurit selain yang gugur dan terluka akibat baku tembak pada Sabtu (15/4/2023) telah kembali ke pos masing-masing. Hal ini juga mengkonfirmasi tentang keberadan sejumlah prajurit yang diklaim pihak KKB ikut gugur.

Diketahui, dalam peristiwa tersebut terdapat 36 prajurit TNI yang terlibat kontak tembak, lima diantaranya gugur, dan tujuh prajurit terluka.

"Ya masuk posnya masing-masing," ujarnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ini mengatakan, para prajurit yang ada di Papua juga saat ini terus bersiaga. Apalagi setelah pihaknya menetapkan status siaga tempur TNI.

"Ya tetap stanby tho, kan tetap melaksanakan operasi," ujarnya.

Dia juga menegaskan status siaga tempur TNI di Papua bukan sebagai operasi militer. Yudo mengatakan, status siaga tempur yang dimaksud adalah bentuk kesiagaan pasukan TNI untuk menghadapi serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di daerah rawan Papua.

"Itu kan bukan operasi militer, siaga tempur itu kan supaya pasukan kita sendiri siaga kalau suatu waktu-waktu diserang TNI kan harus selalu siaga pasukan waktu-waktu walaupun melaksanakan operasi," ujar Yudo.

Namun demikian, penetapan siaga tempur ini kata Yudo, bukan berarti sebelumnya TNI tidak siaga. Menurutnya, yang dilakukan TNI adalah operasi teritorial dan operasi komunikasi sosial karena tingkat kerawanannya tidak tinggi.

Akan tetapi lanjut dia, status siaga tempur ditetapkan khusus daerah-daerah tertentu yang kerawanan tinggi, "Ya kita tekankan lagi kepada mereka untuk siaga tempur. Itu kan penekanan, bukan operasi militer, jadi jangan diplesetkan itu operasi militer, bukan belum operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan naluri militer pada para prajurit," ujarnya.

 

photo
Ilustrasi Anak Sekolah di Papua - (republika/mgrol100)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement