Sabtu 08 Apr 2023 23:10 WIB

Musim Kemarau di Sulawesi Utara Diprediksi Mulai Terjadi pada Juni

BMKG mengimbau masyarakat di wilayah Sulawesi Utara mewaspadai cuaca ekstrem.

Musim kemarau (ilustrasi). BMKG mengajak masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi memasuki peralihan musim kemarau pada Juni 2023.
Foto: ANTARA/SISWOWIDODO
Musim kemarau (ilustrasi). BMKG mengajak masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi memasuki peralihan musim kemarau pada Juni 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi memasuki peralihan musim kemarau pada Juni 2023. Berdasarkan analisis kondisi iklim, wilayah Sulawesi Utara diprakirakan akan mengalami awal musim kemarau di bulan Juni 2023.

"Pada bulan April 2023 kita berada pada masa transisi atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Dhira Utama, di Manado, Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer, sering terbentuknya tekanan udara rendah hingga bibit siklon tropis dan potensi terbentuk siklon tropis di Samudera Pasifik sebelah Utara Sulawesi Utara dan Papua. Hal ini berpengaruh terhadap pola angin streamline (lapisan 3000 feet) membentuk pola perlambatan dan pertemuan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan serta peningkatan kecepatan angin, didukung dengan indeks labilitas atmosfer lokal pada kondisi labil dan pertumbuhan awan konvektif dengan intensitas sedang berdasarkan pengamatan cuaca udara atas (Radiosonde).

Kondisi tersebut memengaruhi pertumbuhan awan-awan Cumulonimbus semakin intens yang dapat mengakibatkan cuaca ekstrem pada masa transisi atau peralihan musim. BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah di wilayah Sulawesi Utara waspada terhadap potensi cuaca ekstrem di masa transisi yaitu hujan dengan intensitas lebat disertai kilat/petir secara sporadis, angin kencang, puting beliung dan hujan es.

Potensi cuaca seperti ini dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi (genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor maupun pohon tumbang). Pemerintah dan masyarakat diimbau untuk untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan khususnya didaerah rawan banjir, tidak berada di lereng bukit atau pohon dan baliho semi permanen yang berpotensi tumbang, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi.

"Teruslah memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem serta prakiraan cuaca berbasis dampak dari BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Sulawesi Utara melalui kanal informasi yang tersedia," kata Dhira.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement