Kamis 30 Mar 2023 23:26 WIB

Warga Kota Ende Antusias Ikuti Safari Buta Aksara Relawan GMC di NTT

Kegiatan ini penting untuk mengedukasi generasi muda ke depan.

Sejumlah warga mengikuti program pemberantasan buta aksara perkotaan pada Kamis (30/3/2023). Kegiatan itu digelar di Kelurahan Kota Ratu, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Foto: Dok. Web
Sejumlah warga mengikuti program pemberantasan buta aksara perkotaan pada Kamis (30/3/2023). Kegiatan itu digelar di Kelurahan Kota Ratu, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, ENDE --- Relawan anak muda OMG cabang Ende, Nusa Tenggara Timur menggelar kegiatan program pemberantasan buta aksara perkotaan pada Kamis (30/3/2023). Kegiatan itu digelar di Kelurahan Kota Ratu, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Menurut Koordinator OMG atau Orang Muda Ganjar Ende, Suharmin Abdullah Paokuma, kegiatan ini penting untuk mengedukasi generasi muda ke depan.

Baca Juga

"Kami berharap para orang tua ke depannya bisa mendapatkan pendidikan yang layak lagi agar mereka juga bisa mendapatkan lebih banyak ilmu untuk bisa diberikan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka di rumah," ujar Suharmin di lokasi.

Warga Ende menyambut antusias kegiatan bermanfaat tersebut. Salah satu peserta, Dede Ndori (53 tahun) termasuk yang sangat bersyukur dengan kegiatan itu.

 "Kami suka dengan program seperti ini, bisa kembali belajar walau hanya sebentar tetapi sangat membantu kami yang buta huruf ini," ujar Dede.

Bukan kali ini saja kelompok relawan tersebut melakukan upaya meningkatkan kemampuan masyarakat. Beberapa waktu lalu Di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara mereka menggelar kegiatan positif berupa sosialisasi kepada masyarakat desa supaya bisa beradaptasi dengan era serba digital.

Koordinator OMG Cabang Batubara Farouzi Zufri Lubis mengatakan pihaknya menggelar sosialisasi di Jl. Lintas Sumatera, Desa Antara, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Sumut.

Dalam kegiatan itu, OMG Batubara menghadirkan narasumber yakni Faradilla Haya Lubis. "Kami memberikan pemahaman soal bagaimana bisa beradaptasi di era digitalisasi," ujar dia. 

Masyarakat desa juga diajarkan dalam penggunaan aplikasi Google Drive. "Hal itu dilakukan untuk mempermudah masyarakat dalam menyimpan berbagai data dan foto," ujar dia, demikian seperti dilansir dari Antara

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement