Kamis 30 Mar 2023 17:18 WIB

Bung Kus Masih Berharap Keajaiban, Indonesia Kembali Dipercaya Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Menurut Bung Kus, pencoretan adalan mimpi buruk yang menjadi nyata.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Mohamad Kusnaeni alias Bung Kus
Foto: Dok Facebook Mohamad Kusnaeni
Mohamad Kusnaeni alias Bung Kus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Sepak Bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni turut mengomentari masalah yang mendera sepak bola Tanah Air. Pada Rabu (29/3/2023) malam WIB, FIFA resmi mencopot status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Kusnaeni mengaku sedih dan kecewa. Hal demikian turut dirasakan banyak penggemar sepak bola tanah air. Juga dengan para pemain, sponsor, dan sebagainya.

Baca Juga

"Ini benar-benar mimpi buruk yang menjadi nyata," kata tokoh yang akrab disapa Bung Kus itu dalam pesan singkat kepada Republika.co.id.

Ia menilai, kenyataan ini merupakan pelajaran berharga untuk semua pihak. Ada banyak yang harus dibenahi di internal. Setelahnya baru bisa berbicara tentang target menuju panggung yang lebih besar.

Bung Kus tak kehilangan harapan. Ia masih menunggu adanya keajaiban, selama FIFA belum mengumumkan secara resmi negara lain yang menggantikan tugas Indonesia.

"Saya berharap masih ada keajaiban meski sekecil apa pun. Selagi FIFA belum menunjuk tuan rumah yang baru, semoga ada terobosan besar yang membuat FIFA akhirnya kembali mempercayai Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20," ujar dia.

Menurut Bung Kus, tentunya pecinta sepak bola tanah air mengharapkan hal serupa. Meski rumor yang berkembang, pengganti Indonesia sudah mengerucut pada beberapa nama. Salah satunya Argentina.

Dalam pernyataan resminya, FIFA menyebut alasan pembatalan terkait 'situasi yang tengah berkembang saat ini'. Induk sepak bola dunia itu tidak menjelaskan secara spesifik situasi yang dimaksud. Sebelumnya muncul penolakan dari sejumlah pihak terhadap kehadiran timnas Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia.

Pihak-pihak tersebut yakni, organisasi kemasyarakatan, politisi, juga kepala daerah. Para kepala daerah ini andara lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Gubernur Bali I Wayan Koster. Kehadiran timnas Israel U-20 dinilai tidak sejalan dengan kebijakan luar negeri dan sikap Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. 

Meski demikian, sebelum isu ini merebak, sudah ada perwakilan Israel yang pernah menyambangi Indonesia untuk kegiatan olahraga. Bahkan ada juga yang terkait agenda antar parlemen di Pulau Dewata. Pembatalan itu berpotensi menghadirkan dampak lain berupa sanksi. 

FIFA menyebut soal potensi sanksi terhadap PSSI. Pasalnya sejak melakukan bidding, PSSI seharusnya siap dengan segala konsekuensi. Termasuk mengakomodasi para peserta.

Kemungkinan sanksi berat yang bisa dijatuhkan FIFA adalah larangan buat Indonesia untuk ikut ambil bagian di kompetisi di bawah naungan FIFA. Pun dengan tidak diakuinya kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3  Kondisi serupa terjadi saat Indonesia di-banned oleh FIFA pada 2015 hingga 2016 silam. 

Selanjutnya, ke depan, Bung Kus meminta Indonesia hati-hati membuat komitmen. Perlu dipikirkan dengan matang semua sebab-akibat. Banyak yang harus dibenahi dalam pengembangan sepak bola Tanah Air sebelum melangkah ke panggung dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement