Restoran Kuwait Disarankan Daur Ulang Makanan Sisa Selama Ramadhan

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah

Jumat 17 Mar 2023 19:45 WIB

Ilustrasi makanan. Restoran Kuwait Disarankan Daur Ulang Makanan Sisa Selama Ramadhan Foto: www.freepik.com Ilustrasi makanan. Restoran Kuwait Disarankan Daur Ulang Makanan Sisa Selama Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT -- Kepala Federasi Restoran, Kafe, dan Katering Kuwait Fahd Al Arbash menyarankan agar para pemilik restoran menggunakan kembali sisa makanan dengan membuat hidangan baru.

Ini disampaikan Fahd menyusul banyaknya masyarakat Kuwait yang menyampaikan kekhawatirannya di media sosial tentang jumlah sampah makanan saat berkumpul dengan keluarga dan teman selama bulan suci Ramadhan. Hal ini terutama karena konsumsi makanan meningkat 60 persen sepanjang bulan suci Ramadhan di Kuwait. 

Baca Juga

 

“Saya memiliki proyek dalam pikiran untuk menggunakan bagian yang tersisa dari membuat kue dan menjualnya dengan harga yang terjangkau,” kata Fahd seperti dilansir Kuwait Times pada Jumat (17/3/2023).

 

“Proyek ini akan disebut My Grace. Saya akan mengirimkan surat resmi dari Federasi Restoran ke kompleks-kompleks besar untuk memberikan ruang kosong bagi restoran untuk memajang produk daur ulang mereka selama bulan Ramadan,” tambahnya. 

 

“Berton-ton makanan dibuang setiap hari. Sebagai pemilik restoran, ketika seseorang memesan kue, kami membuang banyak bagian selama prosesnya. Saat menyiapkan kue, kue utuh dipotong menjadi bentuk persegi atau lingkaran, sehingga bagian tepinya (kue) tetap ada. Makanan sisa ini bersih dan aman untuk dimakan, tetapi perlu disegarkan dan dijual kepada orang-orang dengan harga terjangkau,” jelas Fahd Al Arbash.

 

Seorang pegiat media sosial Kuwait, Azmi Ali mengatakan beberapa faktor berkontribusi terhadap limbah makanan di Kuwait. Ini termasuk banyaknya pendapatan yang dapat dibuang, kurangnya kesadaran tentang limbah makanan, dan rantai pasokan makanan yang tidak efisien. 

 

Dia mengatakan pemerintah Kuwait mengambil beberapa langkah untuk mengatasi limbah makanan, termasuk meluncurkan kampanye kesadaran dan mendorong sumbangan makanan. Sebuah studi oleh Universitas Kuwait menyimpulkan  70 persen dari total limbah di negara tersebut adalah limbah makanan.

Beberapa LSM bekerja untuk mengurangi limbah makanan dengan mendistribusikan kelebihan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, beberapa supermarket dan restoran mulai menyumbangkan makanan yang tidak terjual ke badan amal dan bank makanan.

Kuwait menempati urutan ke-20 dalam daftar negara dengan pemborosan makanan teratas di dunia. Menurut laporan Food Waste Index, 931 juta ton makanan terbuang per tahun di dunia. Ini setara dengan 17 persen makanan yang tersedia.

 

Pada 2022, Kementerian Perdagangan dan Industri Kuwait mengatakan persentase limbah makanan di Kuwait mencapai 400 ribu ton per tahun, yaitu sekitar sepertiga dari jumlah total makanan yang diimpor ke negara tersebut. 

 

Namun, jalan masih panjang untuk memerangi limbah makanan di negara ini. Diperlukan lebih banyak upaya menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan mengurangi limbah makanan di semua tahap, mulai dari produksi hingga konsumsi.