Rabu 01 Mar 2023 20:07 WIB

Kontrak Politik PAN dan Usaha Mencarikan ‘Perahu’ untuk Ganjar

Golkar akan menjadi kunci terealisasinya duet Ganjar-Erick Thohir.

-Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir menjadi pasangan yang paling banyak diusulkan kader PAN di seluruh Indonesia.
Foto: istimewa
-Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir menjadi pasangan yang paling banyak diusulkan kader PAN di seluruh Indonesia.

Oleh : Agus Rahardjo, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Ada yang beda dengan penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Amanat Nasional (PAN), yang digelar Ahad (26/2/2023) kemarin. Selain tempatnya di Semarang, Jawa Tengah, juga isyarat adanya kontrak politik ditengah penyelenggaraan Rakornas partai berlambang matahari di lumbung suara PDI Perjuangan.

Bahkan, kehadiran Presiden Joko Widodo secara khusus yang membuka Rakornas PAN di Semarang, seperti menyampaikan tanda-tanda. Ada simbiosis mutualisme yang kental dari dipilihnya Kota Semarang sebagai tuan rumah Rakornas PAN.

Pembukaan Rakornas itu minim elite parpol lain. Bahkan tidak terlihat ketua umum partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di pembukaan. Yang justru hadir, adalah pejabat istana dan tokoh-tokoh yang sedang mesra dengan PAN, seperti Menteri BUMN Erick Thohir. Selain Presiden Jokowi, juga hadir memberi sambutan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Posisi Ganjar, sangat wajar, mengingat ia mewakili tuan rumah Jawa Tengah. Namun, di acara itu, juga turut dihadirkan kepala daerah di Jawa Tengah. Ini menjadi isyarat pertama adanya kesepakatan PAN, Jokowi, dan Ganjar. Kehadiran kepala daerah di Jateng di acara partai sendiri menurut penulis sangat unik. Jika hanya melihat PAN, kepala daerah tak akan bakal ikut cawe-cawe acara internal parpol, terutama parpol lain. Pada Pemilu 2019 lalu, PAN tak berhasil mengantarkan satupun kadernya duduk di kursi DPR RI.

Isyarat kedua, pidato Presiden Jokowi yang tak mengabsen tokoh-tokoh yang berpotensi maju di Pilpres 2024. “Karena calonnya yang hadir sedikit. Ga usah diabsen semua sudah tahu siapa,” tutur Jokowi dalam pidato pembukaan Rakornas dan Workshop PAN di Semarang, Jateng, Ahad (26/2/2023).

Hanya ada dua tokoh yang digadang-gadang bisa dicalonkan untuk maju di Pilpres 2024. Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Posisi Erick memang sedang mesra dengan partai pimpinan Zulkifli Hasan itu. Menteri BUMN yang kini menjabat Ketua Umum PSSI ini hampir selalu diajak di acara-acara besar PAN. 

Namun, Rakornas PAN di Jateng ini seolah terlihat untuk mengambil momentum renggangnya PDIP dengan Ganjar Pranowo. Bahkan, Jokowi dalam pidatonya menyampaikan pujian khusus terhadap upaya elite PAN yang mencoba mendekati Ganjar.

“Ini kenapa ya Rakornas PAN di Jateng. Saya sudah punya jawabannya. Strategi PAN sudah punya. Mendekati Pak Ganjar, mendekati bupati, wali kota, dihadirkan semuanya, sudah betul,” puji Jokowi.

Isyarat adanya simbiosis mutualisme ketiga, penyataan Ganjar dalam pidatonya yang justru membuka tabir ada ‘kontrak politik’ antara dirinya dengan PAN. 

“Saya sudah bicara dengan Mas Zul (Zulkifli Hasan) lama sekali, ya minimal kursi di Jateng kembali, begitu. Kalau itu terisi lagi kan ya ada perwakilan dari PAN Jateng di DPR RI,” tutur Ganjar di pidatonya.

Perahu untuk Ganjar

Lalu, apa keuntungan Ganjar dengan membantu PAN di Jateng ini? Jelas, mencarikan perahu untuk kader PDIP itu di Pilpres 2024 mendatang. Posisi Ganjar memang dilematis. Di satu sisi, elektabilitasnya selalu jadi langganan teratas berbagai lembaga survei. Di sisi lain, ada intrik yang membuatnya ‘dibuang’ oleh elite PDIP sendiri.
 
Ganjar harus menghadapi ‘perlawanan’ elite PDIP yang lebih menjagokan Puan Maharani untuk diusung di Pilpres 2024. Bahkan, pengurus teras PDIP selalu mengingatkan agar Ganjar tunduk dan patuh kepada Megawati terkait pilpres. Bagi elite PDIP, Ganjar ‘terlalu bernafsu’ untuk diusung partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019 itu.
 
Kondisi ini juga pasti dipahami Jokowi. Megawati sebagai pemilik hak penentu capres dari PDIP saat ini tak bisa dirayu-rayu. Apalagi, lawan yang dihadapi Ganjar adalah putri dari sang penentu keputusan. Harus ada cara lain atau perahu lain yang bisa mengantarkan Ganjar menuju kontestasi Pilpres 2024.
 
Koalisi yang masih memungkinkan untuk dijadikan perahu yakni, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi yang diisi Golkar, PAN, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini memang dideklarasikan paling awal. Namun, hingga saat ini, mereka belum menentukan siapa bakal capres yang disepakati. Kondisi inilah yang bisa dimanfaatkan Jokowi dan Ganjar. 
 
PAN dan PPP menjadi dua partai yang tampaknya akan mulus dilobi untuk meloloskan duet Ganjar-Erick. Namun, beda dengan Golkar. Partai ini bukan partai kecil yang mudah dikendalikan. Dinamika internal kader partai berlambang pohon beringin juga sangat dinamis. 
 
Perlu kehati-hatian bagi Jokowi jika ingin mencarikan perahu untuk Ganjar dengan mendapat restu Golkar dan KIB. Sebab, bisa jadi, Golkar sebagai penggagas KIB justru dapat berbalik arah dan bekerja sama dengan PDI Perjuangan. Jika kondisinya demikian, peta koalisi sudah pasti berubah. Bahkan hal ini sangat dimungkinkan di detik-detik akhir menjelang pendaftaran capres-cawapres ditutup pada 25 November 2023.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement