Rabu 01 Mar 2023 19:24 WIB

Hujan Lebat Nyaris Setiap Hari, Ini Pemicunya

Ada dinamika atmosfer yang berdampak pada peningkatan curah hujan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Natalia Endah Hapsari
Dinamika atmosfer berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi tersebut terutama diakibatkan oleh adanya aktivitas Monsun Asia/ilustrasi
Foto: Flickr
Dinamika atmosfer berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi tersebut terutama diakibatkan oleh adanya aktivitas Monsun Asia/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Indonesia sedang diterpa hujan badai berkepanjangan, yang bahkan terjadi hampir setiap hari sejak memasuki Februari 2023. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prof Dwikorita Karnawati, telah mengungkapkan penyebab cuaca ekstrem ini.

“Kondisinya saat ini menunjukkan dinamika atmosfer yang berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Kondisi tersebut terutama diakibatkan oleh adanya aktivitas Monsun Asia,” ucap Dwikorita di Jakarta.

Baca Juga

Monsun Asia ini merupakan angin yang bertiup dari arah Asia, dan saat ini masih menguat. Selain itu, hujan badai ini juga disebabkan oleh adanya seruakan udara dingin dari Asia, serta adanya pusat tekanan rendah di Australia bagian utara.

Akibatnya, pola sirkulasi angin yang terbentuk di sekitar wilayah Indonesia ini membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin. “Hal-hal tersebut yang memicu terjadinya peningkatan intensitas curah hujan,” papar dia lagi.

Peringatan cuaca ekstriem ini sendiri sudah digaungkan BMKG sejak 22 Februari 2023, dan berlaku selama sepekan setelahnya. Bahkan hingga hari ini, Rabu (1/3/2023), BMKG juga masih memprediksi hujan deras disertai angin kencang di sejumlah wilayah Indonesia.

Monsun Asia tidak hanya memberikan dampak cuaca ekstrem di Indonesia, tetapi juga di negara tetangga, Malaysia. Saat ini, Malaysia menghadapi episode keenam hujan lebat terus-menerus akibat dampak dari Monsun Asia.

Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia), Muhammad Helmi Abdullah, mengatakan episode keenam ini mungkin akan menjadi yang terakhir membawa hujan lebat, namun masih ada kemungkinan hujan dan banjir berlanjut di beberapa daerah hingga Maret dan April 2023.

Dia mengatakan Monsun Asia ini diperkirakan akan berhenti pada pertengahan Maret 2023. “Selama Monsun Asia belum berakhir, negara masih berpotensi hujan lebat seperti yang terjadi sekarang,” papar dia dilansir dari The Strait Times, Rabu (1/3/2023).

Sama halnya dengan BMKG, Helmi juga mengimbau masyarakat Malaysia untuk memantau dengan mengecek prakiraan cuaca yang dikeluarkan MetMalaysia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement