Rabu 08 Feb 2023 10:58 WIB

Inilah Risiko Nyata Bila Katering Haji Ditiadakan!

Katering ditaidakan, ancaman bagi asupan kualitas makanan jamaah haji.

Pedagang kaki lima di Makkah dirazia demi menjaga kesehatan makanan jamaah.
Foto:

Dampak tetap adanya aktivitas memasak, maka kerapkali munculah kehebohan yang membuat panik seluruh jamaah. Ini misalnya sebuah kejadian di kawasan hotel dari jamaah haji asal Kebumen yang kala itu tinggal di kawasan Misfalah. Jamaah perempuannya memasak gulai daging sapi yang bahan-bahanya mereka sudah siapkan dari kampung. Semua orang tahu memasak gulai dalam jumlah besar perlu api yang  juga besar, sehingga membuat asap di dapur mengepul-ngepul. Setelah dapur di penuhi asap, secara otomotis alarm kebakaran pun berbunyi. Penyemprot air yang berada di langit-langit dapur segera menyala. Ruangan menjadi banjir air. Ratusan jamaah yang tinggal di hotel itu panik karena dapur penuh asap dan air. Apalagi kemudian sirene kebakaran menjadi mengaum-ngaium keras sekali. Mereka berebut lari ke  luar dari hotel.

Mendenr sirene berbunyi, petugas haji hingga petugas keamanan pun dibuat sobuk. Mereka segera mendatangkan asykar lengkap dengan petugas dan armada mobil pemadam kebakaran. Kawasan itu sontak menjadi hiruk-pikuk. Jalan besar yang ada di dekatnya langsung diblokir. Namun, setelah dicek oleh petugas keamanan, ternyata bukan kebakaran. Menyalanya sirene dan jaringan air pemadam kebakaran di hotel, karena ada asap yang mengelul-ngepul dari jamaah perempuan yang memasak gulaii daging sapi  di dapur hotel.

Kekonyolan lain, terkait dengan makanan banyak sekali kasusnya. Alhasil, sangat tidak terbayang dampaknya bila katering haji dihapus dengan diganti berupa uang. Pertanyaanya para jamaah yang kebanyakan berasakl dari kalangan orang-orang sederhana --baru pertama kali naik pesawat terbang, baru pertama kali pergi dan tinggal di negara asing-– akan mendapat asupan makanan dari mana?

Mereka pasti akan beruha membeli di restoran atau mall yang ada di Arab Saudi? Dan ini pasti mereka tak mau menyantapnya dengan alasan paling sederhana, tak enak karena tak sesuai dengan cita rasa lidahnya. Ini misalnya, apakah mereka akan mau menyantap ayam goreng Arab yang sangat terkenal di Makkah dan Madina, Al Baik itu? Pasti makanan ayam goreng ini akan ditolak jamaah karena rasa makanan ayam goreng Al Baik lebih flat dan tidak memakai nasi. Padahal orang Indonesia selain rasa masakannya serba gurih penuh bumbu, syarat lainnya adalah harus memakai nasi. Bagi jamaah Indonesia punya prinsip: "Kalau belum makan nasi merasa dirinya belum makan!"

Silahkan BPKH mikir sendiri imbas luas bila katering bagi jamaah haji ditiadakan? Ingat ya, BPKH itu didirikan hanya untuk melayani dan membuat semua orang Indonesia dapat melankanakan ibadah haji dengan kualitas terjaga. Sebab, jamaah haji itulah yang sejatinya pihak yang punya dana alias ‘bos’ dari BPKH? Jangan di balik ya, jamaah haji bukan obyek dari BPKH..!

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement