Ahad 05 Feb 2023 11:20 WIB

Catatan Refleksi 76 Tahun HMI, Keluar dari Tempurung

Usia 76 tahun menjadi momentum HMI semakin berjaya

Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) (ilustrasi). Usia 76 tahun menjadi momentum HMI semakin berjaya
Foto:

Oleh : Raihan Ariatama, Ketua Umum PB HMI Periode 2021-2023

Penyebab kedua adalah relasi patronase yang menjerat himpunan. Kontestasi politik internal di HMI sering kali bukan sekadar kompetisi antar kader, melainkan juga kompetisi antar alumni HMI, sehingga menambah kompleksitas anatomi konflik internal himpunan. Akibatnya, gejolak politik internal bertransformasi menjadi konflik internal yang menahun, yang mengganggu produktivitas organisasi.

Kesadaran baru

Apa yang bisa dilakukan HMI agar tidak terjebak dalam pusaran pergolakan internal? Adalah membangun kesadaran baru yang mengedepankan kolaborasi ketimbang konflik, mengutamakan komunikasi ketimbang saling mengintrik, dan mendahulukan menahan diri ketimbang berkonfrontasi.

Membangun kesadaran baru di himpunan dapat ditempuh dengan membentuk ekosistem keadaban berorganisasi yang ditunjang oleh beberapa unsur, yaitu komunikasi yang empatik, saling memahami hak dan kewajiban, bertindak adil dan rasional serta budaya mengendalikan diri.

Dengan ekosistem keadaban berorganisasi yang terbentuk, maka akan terjadi pergeseran paradigma (paradigm shift) dalam mengelola organisasi, dari paradigma konflik ke paradigma kolaborasi.

Karena ini menyangkut pembentukan kesadaran, yang berarti satu tarikan nafas dengan pembentukan karakter kader, maka tidak dapat dilakukan dalam jangka pendek, tetapi dilakukan secara berkesinambungan dalam waktu yang tidak sebentar. Membangun kesadaran baru harus terintegrasi ke dalam kurikulum perkaderan HMI di semua jenjang pelatihan. 

Baca juga: Mualaf Prancis William Pouille, Kecintaannya kepada Arab Saudi Mengantarkannya ke Islam

Dengan kata lain, training-training di HMI diarahkan untuk membangun kesadaran baru tersebut, sehingga mentalitas konflik dapat dikikis secara perlahan dan generasi konflik dapat segera digantikan dengan generasi kolaboratif.

Alhasil, HMI dapat meneguhkan dirinya sebagai organisasi transformatif, yang selalu agile dan adaptif terhadap perubahan serta senantiasa menjadi lentera di tengah kekalutan persoalan bangsa. 

Persoalan kesenjangan ekonomi, kerusakan lingkungan, politik identitas dan lain sebagainya sedang menanti sentuhan pemikiran HMI. Karena itu, momentum dies natalis HMI yang ke-76 ini adalah momentum yang tepat bagi HMI untuk ‘keluar dari tempurung’ pergolakan internal, agar bisa menelurkan gagasan yang cemerlang untuk menyongsong masa depan peradaban bangsa yang lebih maju.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement