Kamis 26 Jan 2023 15:53 WIB

Ini Kata Epidemiolog Soal Sub Varian Kraken Masuk Indonesia

Epidemiolog yakin sub varian Kraken hanya akan sebabkan gejala ringan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang pria menerima dosis kedua vaksin penguat COVID-19 pada kegiatan vaksinasi di Denpasar, Bali, Indonesia, 25 Januari 2023. Terhitung sejak 24 Januari 2023, Kementerian Kesehatan RI memulai program penguat vaksin COVID-19 kedua untuk masyarakat .
Foto: EPA-EFE/MADE NAGI
Seorang pria menerima dosis kedua vaksin penguat COVID-19 pada kegiatan vaksinasi di Denpasar, Bali, Indonesia, 25 Januari 2023. Terhitung sejak 24 Januari 2023, Kementerian Kesehatan RI memulai program penguat vaksin COVID-19 kedua untuk masyarakat .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengingatkan, masuknya subvarian Omicron Kraken alias XBB 1.5 ke Tanah Air bisa menyebabkan infeksi dan reinfeksi. Bahkan, kemungkinannya besar.

"Dalam konteks Indonesia saat ini, infeksi dan reinfeksi (omicron kraken) ini akan banyak yang tidak bergejala atau sebagian di antaranya adalah bergejala ringan," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (26/1/2023). 

Kendati demikian, ia mengingatkan ini akan sangat serius ketika menimpa kelompok berisiko tinggi seperti lanjut usia atau ibu hamil, orang yang punya penyakit penyerta (komorbid), yang belum divaksin Covid-19 dosis penguat (booster), hingga yang mengalami infeksi berulang lebih dari dua kali.

Sebab, infeksi dan reinfeksi ini akan meningkatkan risiko yang bersangkutan mengalami keparahan atau mengalami long Covid 19 dampak jangka panjang dalam bentuk keluhan-keluhan yang terus menetap bisa berbulan-bulan lebih dari 3 bulan, 4 bulan, bahkan bisa menimbulkan penyakit yang sebelumnya ringan atau bahkan tidak ada misalnya diabetes mellitus, hipertensi, dan keluhan neurologis lainnya.

"Ini yang harus diketahui dan dihindari," ujarnya.

Bahkan, ia mengingatkan ada potensi kelompok risiko tinggi mengalami kematian walaupun kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan sub varian sebelumnya karena sudah ada modal imunitas walaupun sudah berkurang. Namun, ia mengingatkan masalahnya adalah Covid-19 saat ini bukan lagi menyebabkan keparahan atau kematian melainkan potensi long covid yang jauh lebih besar. Sub varian ini sangat efektif menginfeksi dan tidak memerlukan seperti varian sebelumnya yang membutuhkan reseptor ACE 2. 

"Tak perlu jumlah banyak, dalam jumlah sedikit sudah menempel. Kemudian, ketika sudah menempel susah untuk lepas dan menetap jauh lebih lama dalam organ tubuh manusia dibandingkan sub varian sebelumnya," ujarnya.

Ia mengingatkan, ini yang akhirnya menyebabkan potensi kerusakan lebih besar. Tak hanya itu, ia mengingatkan Kraken juga bisa menghindari sergapan antibodi pertahanan tubuh. Kombinasi ini yang membuat semakin bisa berpotensi menyebabkan jangka menengah dan panjang manusia yang terinfeksi.

Bahkan, data menyebutkan terinfeksi Covid-19 sub varian ini berpotensi menyebabkan kerusakan banyak organ tubuh seperti otak, jantung, paru, ginjal, hati karena terbawa di pembuluh darah.

"Jadi, kedatangan XBB 1.5 ini yang paling harus dihindari dan diwaspadai adalah menyebabkan long Covid-19," katanya.

Oleh karena itu, ua meminta upaya yang dilakukan adslah segera suntik vaksin Covid-19 booster dan lakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) hingga protokol kesehatan. Upaya lainnya termasuk peningkatan kesehatan udara yang lebih baik.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan melaporkan subvarian Omicron Kraken atau XBB 1.5 terdeteksi di Indonesia. Varian terdeteksi pada pelaku perjalanan asal Polandia saat beraktivitas di Balikpapan, Kalimantan Timur. 

"Sejauh ini baru satu kasus Kraken yang dilaporkan di Indonesia," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi yang dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (26/1/2023). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement