Kamis 26 Jan 2023 06:50 WIB

Bulog Gelontorkan 100 Ton Beras per Hari di NTB

Hal ini untuk menjaga stabilitas harga beras.

Pekerja mengangkut beras di Gudang Perum Bulog (ilustrasi). Perum Bulog Nusa Tenggara Barat menggelontorkan sebanyak 100 ton beras kualitas medium per hari guna menjaga stabilisasi harga bahan pokok tersebut di tingkat konsumen.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Pekerja mengangkut beras di Gudang Perum Bulog (ilustrasi). Perum Bulog Nusa Tenggara Barat menggelontorkan sebanyak 100 ton beras kualitas medium per hari guna menjaga stabilisasi harga bahan pokok tersebut di tingkat konsumen.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Perum Bulog Nusa Tenggara Barat menggelontorkan sebanyak 100 ton beras kualitas medium per hari guna menjaga stabilisasi harga bahan pokok tersebut di tingkat konsumen.

"Kami kembali menggelontorkan beras ke pasar-pasar di NTB untuk menjaga stabilitas harga beras medium, rata-rata 100 ton per hari," kata Pemimpin Wilayah Perum Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali di Mataram, NTB, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, berdasarkan petunjuk Bulog Pusat, pasokan beras harus dipastikan lancar terutama di pasar-pasar pencatatan Badan Pusat Statistik (BPS) dan langsung ke pedagang-pedagang di pasar. Selain itu, melalui jaringan Rumah Pangan Kita (RPK), supaya harga yang sampai di konsumen terkontrol maksimal di harga eceran tertinggi (HET) Rp 9.450 per kilogram (kg).

Muis menambahkan, pelaksanaan stabilisasi harga tetap dalam pengawasan secara bersama-sama dengan Satuan Tugas Pangan Kepolisian Daerah (Polda) NTB, Pemerintah Provinsi NTB, dan pemerintah kabupaten/kota. "Salah satunya melalui monitoring dan evaluasi gabungan pada 18 Januari 2023, yaitu memastikan bahwa pedagang dapat pasokan, harga jual yang sesuai HET termasuk memasang spanduk informasi," ujarnya.

Ia menyebutkan harga tebus di gudang Bulog bagi pedagang yang membeli langsung dan mengambil langsung di gudang Bulog sebesar Rp 8.300/kg. Pihaknya mempersilakan masyarakat yang mau menjual beras Bulog dengan tetap mengikuti prosedur, memenuhi syarat, dan menjual dengan maksimal HET.

Muis juga menegaskan bila ada jajaran Bulog yang mencoba mempermainkan harga beras, apalagi menjual di atas HET, akan ditindak tegas. "Kalau ada petugas Bulog bermain, silakan laporkan, kami akan berikan sanksi tegas sesuai ketentuan yang berlaku di Perum Bulog," ucapnya.

Sementara itu, pedagang-pedagang di pasar tradisional mengaku sangat terbantu dengan adanya program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog karena masyarakat bisa memperoleh kebutuhannya dengan harga terjangkau di saat harga beras di pasaran mengalami kenaikan. "Harga beli ke gudang Bulog secara langsung Rp 8.300/kg dan saya menjualnya dengan harga Rp 9.000/kg. Saya sudah menjadi pelanggan Bulog sejak lama dan juga turut menjual produk Bulog yang lain berupa gula dan minyak goreng," tutur Masriah, pedagang di Pasar Tradisional Kebon Roek, Kota Mataram.

Hal senada dikatakan Nur, salah satu outlet pedagang beras Bulog di Pasar Jelojok Kopang, Kabupaten Lombok Tengah. Ia mengaku membeli beras di gudang Bulog karena harga di penggilingan sangat tinggi. "Harga beli di gudang Bulog sendiri Rp 8.300/kg dengan ketentuan ambil sendiri. Lalu saya menjualnya kembali maksimal sesuai HET Rp 9.450/kg," ujar Nur.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement