Senin 23 Jan 2023 16:13 WIB

Memaknai Usia Satu Abad Nahdlatul Ulama

Usia satu abad Nahdlatul Ulama memiliki kedudukan yang penting

Foto udara kirab santri membawa bendera Merah Putih dan Nahdlatul Ulama di Desa Ciwulan, Telagasari, Karawang, Jawa Barat (ilustrasi), Usia satu abad Nahdlatul Ulama memiliki kedudukan yang penting
Foto:

Oleh : Prof Asep Saepudin Jahar, Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pembina LAZISNU dan LWP PC NU Tangerang Selatan

Kultur NU pada satu sisi sebagai kekuatan, namun pada sisi lain adalah kelemahan itu sendiri. Tradisi fikrah (ideologi) sebagai keunggulan berhasil memperkuat eksistensi NU hingga saat ini. 

Namun banyak pekerjaan rumah (PR) NU secara internal yang harus dibenahi. Bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi adalah komponen penting yang harus menjadi perhatian dan agenda perubahan NU. Upaya Gus Dur pada  1990-an membangun ekonomi NU dengan mendirikan BPR bagi warga Nahdhtul Ulama kandas di tengah jalan. 

Sejak saat itu, geliat upaya kebangkitan ekonomi dalam tubuh NU belum pernah hadir kembali. Jumlah lembaga pendidikan, pesantren dan madrasah hingga perguruan tinggi tersebar di berbagai daerah. Namun, kualitas lembaga pendidikan NU perlu ditingkatkan reputasinya baik di tingkat nasional maupun internasional.

Demikian juga dalam bidang kesehatan, upaya pendirian rumah sakit, walaupun sudah mulai terlihat di beberapa daerah belum menunjukkan perkembangan yang signifikan. Ini adalah PR utama yang perlu diselesaikan NU ke depan. 

Pada sisi lain, era digital industry 4.0 memberikan tantangan lain bagi NU, khususnya perkembangan media sosial bagi kontestasi ideologi keagamaan. Konsep keagamaan yang inklusif dan moderat NU akan terlibas oleh arus ini jika gagap menempatkan dirinya pada pesatnya perubahan sosial dan teknologi.

Dapat diakui bahwa NU memiliki badan otonom (banom) di bawah organisasi NU yang mampu memperkuat gerak organisasi seperti, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU, IPPNU, PMII, dan seterusnya.

Pertanyaannya, apakah struktur organisasi ini secara efektif telah berperan dalam penguatan NU? Peran lembaga-lembaga itu, sekali lagi perlu dieskalasi dari sebatas perkumpulan (jam’iyyah) hingga bagaimana visi gerakan yang dimaksudkan oleh NU dapat diwujudkan. 

Menatap Pascasatu Abad

Beranjak dari uraian di atas, tantangan NU ke depan tidaklah ringan. Said Amir Arjomand, guru besar Sosiologi dari Stony Brook University dalam artikelnya “Islam, Political Change and Globalization (2004)”, mencatat tiga trend yang dihadapi dunia Islam.

Pertama, urbanisasi, kedua, menguatnya Islam Publik karena perkembangan transportasi, komunikasi dan media sosial, ketiga, literasi dan pendidikan. Dari ketiga itu, disamping tantangan ekonomi, dia menekankan menguatnya gerakan Islamisme yang ingin menghidupkan ajaran Islam secara literal dengan model-model tradisi Arab klasik.

Wilayah digital, terutama media sosial, adalah wilayah kontestasi ideologi yang jangkauannya sangat cepat dan luas. Bagi Arjomand isu demokrasi versus Islam masih menjadi perdebatan bagi kelompok fundamentalis.  Peringatan Arjomand ini dapat dijadikan agenda penting NU ke depan.  

Peringatan satu Abad NU menjadi momen penting bagi masa depan NU. Ini adalah momen refleksi yang tepat bagimana NU menghadirkan dirinya ke depan. Berikut adalah hal penting yang perlu menjadi perhatian.  

Pertama, NU perlu merejuvenasi visi kebangsaan yang dapat dijadikan “pijakan bersama” di antara berbagai perbedaan. Kepentingan kebangsaan demi kerakyatan perlu dipertajam sebagai pemihakan dan concern terhadap kaum lemah (dhua’fa’) dan yang dilemahkan (mustadh’afun). Watak Islam bersifat transformatif, moderat, dan progresif perlu diperkuat sebagai identitas dan misi NU dalam membangun halaqah peradaban.  

Kedua, pengembangan kekuatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sebagai organisasi berbasis agama terbesar NU perlu membuat program-program konkret untuk meningkatkan taraf ekonomi pengikutnya. Beberapa program ekonomi yang bersifat clustering perlu diwujudkan, misalnya di daerah Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Hal yang sama juga perlu diperkuat berbasis jenis kegiatan ekonomi seperti pertanian, perikanan, perdagangan, perindustrian dan lain sebagainya. 

Demikian juga dalam hal lembaga pendidikan dan kesehatan. Model mainstreaming ketiga bidang prioritas dengan model cluster ini akan berimbas pada pengembangan secara snow-ball untuk daerah lainnya. Program ini bisa dilakukan dengan mekanisme pengawasan secara langsung dari tingkat pusat.  

Ketiga, menata kembali dan mengelola SDM NU untuk kemajuan dan kemaslahatan umat. Di era perkembangan teknologi yang pesat ini, SDM NU perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) memungkinkan kuatnya peran AI dalam beragama. Platform OpenAI ChatGPT saat ini memungkinkan kita mendapatkan produk yang berupa tulisan, coding, esai, novel dengan cepat seperti yang kita minta. 

Ini perlu direspons NU dengan memperkuat SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang strategis. Perlu strategi mumpuni agar putra putri NU belajar ilmu pengetahuan dan teknologi di madrasah/sekolah dan kampus terbaik dan otoritatif agar mumpuni di berbagai bidang. 

Keempat, memperbaharui wacana keislaman mutakhir yang terbuka. Dalam era digital saat ini, NU diharapkan dapat menyuarakan kembali pandangannya secara lantang dan terbuka. NU sebagai organisasi keagamaan terbesar merupakan defender of ideology bagi paradigma kebangsaan yang akan selalu dihadapkan dengan gerakan Islam radikal dan ekstremisme. 

Gus Yahya, sebagai Ketum PBNU saat ini, telah menangkap dengan kuat tantangan NU saat ini. Saya yakin Gus Yahya dan seluruh pimpinan NU di berbagai wilayah akan menyiapkan strategi yang tepat ke depan.

 

Forum R-20 yang diinisiasi NU dengan mengajak pemimpin-pemimpin agama di dunia untuk bersama-sama introspeksi dan mencari solusi atas problem keagamaan yang selama ini terjadi perlu diteruskan untuk membangun halaqoh peradaban yang lebih baik. Semoga NU tetap hadir sebagai penguat bagi NKRI dan Pancasila.        

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement