Ahad 22 Jan 2023 09:30 WIB

Ibu Lumpuh Usai Caesar: Kaki Ayo Gerak, Jangan Diam

Yuliantika mengalami kelumpuhan usai operasi caesar di rumah sakit di Ciputat Tangsel

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Yuliantika (34 tahun), wanita yang lumpuh usai operasi caesar karena suntikan anestesi berkali-kali di salah satu rumah sakit di Ciputat, Tangsel, saat ditemui di kediamannya di kawasan Bambu Apus, Pamulang, Tangsel, Sabtu (21/1/2023).
Foto:

Kronologi

Irwan, suami Yuliantika menceritakan kronologi kejadian awal sang istri alami kelumpuhan. Tepatnya pada 18 Februari 2020, dia membawa istrinya ke salah satu rumah sakit berinisial BH di Ciputat, Tangsel untuk pemeriksaan menjelang persalinan yang HPL-nya (hari perkiraan lahir) pada tanggal 29-30 Februari 2020.

Namun, secara tiba-tiba, Irwan mengatakan, pihak rumah sakit meminta tanda tangannya untuk dilakukan operasi caesar terhadap istrinya. Mulanya Irwan menolak karena dia tidak mendapatkan penjelasan mengenai alasannya.

Pihak rumah sakit kembali meminta tanda tangannya untuk kedua kalinya, Irwan akhirnya menuruti meski tetap masih tidak tahu alasan dilakukan operasi caesar.

Operasi pun dilakukan. Sekira pukul 23.00 WIB, Irwan sudah melihat anak pertamanya lahir. Namun, dia belum diperkenankan oleh pihak RS BH untuk mengunjungi istrinya. Padahal, sejumlah pasien lain yang bersalin sudah dipindahkan dari ruang bersalin ke ruang perawatan.

Keesokan harinya, pihak RS BH meminta sejumlah uang tunai kepada Irwan untuk kepentingan obat untuk istrinya. Namun, uang itu bukan melewati bagian administrasi, melainkan bagian penindakan. Selang beberapa waktu, akhirnya pada pukul 05.00 WIB, Irwan bisa menemui istrinya.

“Pas ketemu istri, dia merintih kesakitan. Cuma pegang besi, miring badannya. Katanya disuntik banyak banget. Pas saya tanya pasien di sebelah-sebelahnya, jawabannya hanya disuntik satu kali. Saya lihat bekas luka suntikannya, banyak banget bisa sampai 12 kali, mungkin puluhan kali,” ujarnya.

Kemudian, tubuh Yuli mengalami pembengkakan. Irwan mengaku panik. Dia sama sekali tidak diberi tahu oleh pihak RS BH mengenai penindakan apa saja yang dilakukan terhadap istrinya.

“Istri saya lumpuh, bagian perut hingga ujung kaki mati rasa. Lalu tangannya mengelotok kayak tanah retak. Barulah naik ke lantai 2 (ke ruang perawatan) makin bengkak badannya,” kata dia.

Irwan makin bingung dengan kondisinya istrinya. Lalu ia menanyakan lebih lanjut ke pihak RS BH. Sampai akhirnya bertemu dengan dokter syaraf yang merupakan dokter panggilan di RS BH tersebut, yang menyebutkan bahwa suntikan anestesi mengenai syaraf tulang belakang Yuli, sehingga terjadi penggumpalan.

“Dokter itu menyarankan agar segera operasi angkat penggumpalan, kalau enggak bisa fatal,” kata dia.

Mendengar hal itu, Irwan meminta pertanggungjawaban pihak RS BH. Lalu, menurut penuturannya, pihak RS BH membawa Yuli ke RS lainnya di Jakarta untuk pengecekan kebenaran terjadinya gumpalan dan segera dilakukan operasi.

Namun, usai dilakukan operasi, pihak RS BH yang ikut bersama Irwan mengambil semua hasil rekam medisnya dengan mengaku sebagai saudara dari pasien. “Saya minta rekaman medisnya, tak kunjung dikasih juga, bahkan sampai sekarang,” ujarnya.

Kemudian Yuli dibawa kembali ke RS BH. Irwan menyebut pihak RS sempat meminta maaf dan mengatakan akan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun, dua bulan berlalu, istrinya tidak mengalami perbaikan apa pun, sementara Irwan dan keluarga mengaku menghabiskan banyak biaya di RS BH selama menanti janji dari pihak RS BH.

Dari situ, tersebarlah rekaman video Yuli yang dibagikan oleh Irwan di media sosial. Pihak RS BH tidak terima, bahkan langsung menggandeng kuasa hukum.

“Dalam video itu istri saya kecewa sekali. Kami sudah bersabar sekitar dua bulan di RS, menghabiskan banyak biaya, sudah kayak ngekos di RS. Istri saya dijanjikan untuk kembali bisa jalan, ternyata bohong. Akhirnya kami memilih pulang,” katanya menjelaskan.

Selepas itu, Irwan menyebut pihak RS memintanya untuk meminta maaf kepada publik karena dinilai mencoreng nama baik RS BH. Pihak RS BH juga sempat mendatangi kediamannya dan menawarkan uang damai, tetapi ditolak. Irwan menawarkan untuk pertanggungjawaban berupa pembiayaan sampai sembuh, tetapi tidak memperoleh titik temu. Akhirnya, Irwan pun mengambil langkah hukum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement