Kamis 19 Jan 2023 11:07 WIB

Program Permakanan Surabaya Sasar 18.818 Warga Miskin

Dinsos juga membuat aplikasi Permakanan Surabaya demi mempermudah monitoring.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Miskin
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Miskin

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya menetapkan penerima manfaat permakanan sebanyak 18.818 jiwa setelah melalui proses verifikasi. Dalam upaya mempermudah monitoring program permakanan tersebut, Dinas Sosial Surabaya pun telah meluncurkan aplikasi Permakanan Surabaya.

Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan, program permakanan tahun ini tidak lagi ditangani kelurahan, namun sudah ditangani Dinas Sosial sebagai bantuan sosial. Maka dari itu, anggaran permakanan tahun ini bukan lagi diambil dari dana kelurahan sebagai belanja program, namun berasal dari anggaran Dinsos.

"Karena ini merupakan bantuan sosial, maka peraturan dan Perwalinya juga berbeda. Dan penerimanya juga harus masuk ke dalam warga miskin, baik yang lanjut usia, disabilitas, anak yatim, dan yatim piatu. Itu sasarannya," kata Anna di Surabaya, Kamis (19/1/2023).

Anna menjelaskan proses verifikasi panjang sebelum akhirnya menetapkan penerima manfaat permakanan sebanyak 18.818 jiwa. Data penerima program permakanan tersebut diambil dari data base tahun lalu saat masuk ke dalam dana kelurahan. Saat itu, jumlahnya sebanyak 33.208 orang.

"Jumlah ini kemudian disinkronkan dengan data keluarga miskin yang jumlahnya sebanyak 638.616 jiwa," ujarnya.

Hasil sinkron data tersebut menjadi data dasar dalam pelaksanaan pemberian permakanan sejak 1 Januari 2023. Dalam pelaksanaan pemberiaan permakanan, akan diketahui ada yang pindah, menolak, atau meninggal, dan itu bisa terpantau melalui aplikasi.

Setelah menentukan jumlah penerima manfaat permakanan, lanjut Anna, Dinsos juga membuat aplikasi Permakanan Surabaya demi mempermudah monitoring. Di dalam aplikasi itu, tercantum semua nama dan alamat lengkap penerima permakanan.

Bahkan, pengirim permakanan itu juga diminta untuk memfoto proses penyerahan permakanan kepada warga yang berhak menerima sesuai data yang sudah ditetapkan. Kemudian foto tersebut diunggah ke dalam aplikasi yang telah disediakan

"Ketika teman-teman pengirim permakanan menemukan bahwa ada salah satu warga penerima yang meninggal, maka teman-teman pengirim permakanan itu akan melaporkan ke dalam aplikasi itu, sehingga keesokan harinya tidak perlu dimasakkan dan dikirimkan lagi," kata Anna.

Aplikasi yang disediakan juga bisa menjadi dasar perhitungan untuk menentukan pembayaran kepada kelompok masyarakat yang memasakkan permakanan. Misal kebutuhan dalam satu bulan memasak berapa porsi, akan ketahuan karena kemungkinan datanya beda setiap harinya setelah ada yang meninggal dan ada yang pergi.

"Aplikasi ini juga menjadi landasan kami untuk menentukan pembayaran kepada teman-teman pengirim permakanan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement