Kamis 05 Jan 2023 15:50 WIB

Pasien Ginjal di Inggris Menunggu 100 Jam Lebih di Kereta Dorong RS

Sejak Sabtu (31/12), Paul Gibben baru mendapatkan tempat tidur pada Selasa (3/1).

Ambulans meninggalkan Departemen Darurat (A&E) di rumah sakit St Thomas di London, Inggris, 02 Januari 2023. Pria berusia 56 tahun di Irlandia Utara menunggu lebih dari 100 jam di kereta dorong di unit gawat darurat meski mengalami infeksi ginjal yang serius, seperti dilaporkan media setempat, Rabu (4/1/2023).
Foto: EPA-EFE/TOLGA AKMEN
Ambulans meninggalkan Departemen Darurat (A&E) di rumah sakit St Thomas di London, Inggris, 02 Januari 2023. Pria berusia 56 tahun di Irlandia Utara menunggu lebih dari 100 jam di kereta dorong di unit gawat darurat meski mengalami infeksi ginjal yang serius, seperti dilaporkan media setempat, Rabu (4/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pria berusia 56 tahun di Irlandia Utara menunggu lebih dari 100 jam di kereta dorong di unit gawat darurat meski mengalami infeksi ginjal yang serius, seperti dilaporkan media setempat, Rabu (4/1/2023). Paul Gibben dibawa ke rumah sakit dengan ambulans setelah didiagnosa, namun harus menunggu 10 jam sendirian di ambulans depan Rumah Sakit Ulster di County Down lantaran tidak tersedia tempat tidur kosong, menurut surat kabar Expressyang mengutip Belfast Live.

Pada Sabtu (31/12/2022) pukul 03.00 waktu setempat, ia dipindahkan ke koridor bangsal dan dibiarkan di kereta dorong sampai Selasa (3/1/2023) malam, ketika baru mendapatkan tempat tidur.

Baca Juga

Putranya, Andrew, mengatakan bahwa sang ayah rentan terhadap infeksi. "Kekhawatiran terbesar adalah kapan layanan rumah sakit bekerja dengan baik, berapa kali ia terpapar infeksi atau mengalami komplikasi dibanding dengan sekarang, ketika dia terus-terusan duduk di sini sejak Jumat dan sistem layanan kesehatan di bawah tekanan," katanya kepada Belfast Live.

Menurut Andrew, kekhawatiran yang sebenarnya adalah bahwa sang ayah mungkin mengidap infeksi baru selama menunggu lama, sebab ia dulu pernah terkena infeksi buruk.

"Saya tidak ingin menjelek-jelekan NHS(layanan kesehatan nasional), tetapi mereka tampaknya tidak bisa mengatasi situasi pada saat itu," katanya.

Sementara itu, pihak rumah sakit mengakui bahwa mereka saat ini menghadapi "tekanan yang signifikan" terutama karena meningkatnya kasus COVID-19 dan flu, menurut laporan media tersebut.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement