Merespons hasil survei Indikator Politik, Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menilai wajar jika elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, hingga Puan Maharani mengalami peningkatan sebagai imbas dari kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Justru hal sebaliknya terjadi kepada Anies Baswedan yang mengalami penurunan.
"Pak Anies Baswedan mengalami penurunan itu juga membuktikan bahwa masyarakat menilai bahwa Pak Anies Baswedan merupakan antitesis dari Presiden Jokowi. Sehingga ketika Pak Jokowi naik, kemudian Anies mengalami penurunan, itu merupakan kognisi masyarakat," ujar Hasto.
Setelah itu, ia membicarakan terkait calon wakil presiden (cawapres) yang disebutnya dapat menjadi kunci terbentuknya koalisi. Hal tersebutlah yang menjadi penilaian PDIP dalam membangun kerja sama politik dengan partai politik lain.
"Titik temu dari approval rating terhadap elektoral calon-calon wakil presiden tentu saja nanti akan menjadi suatu kunci di dalam membangun koalisi setelah capres itu ditetapkan oleh partai," ujar Hasto.
Cawapres yang menjadi kunci terbentuknya koalisi terbukti dari pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Saat itu, Joko Widodo memilih KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya dan disepakati oleh partai politik koalisinya.
"Dengan demikian, di luar aspek-aspek elektoral dari calon-calon wakil presiden nanti menunjukkan bahwa peran wakil presiden itu lebih banyak sebagai pemersatu di dalam membangun kohesivitas partai-partai yang bekerja sama dalam koalisi itu," ujar Hasto.
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate menanggapi santai hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menunjukkan bahwa elektabilitas Anies Baswedan turun hampir empat persen pada Desember 2022. Alasannya, Anies dan partainya memang tak melakukan sosialisasi ke masyarakat pada bulan tersebut.
"Di bulan Desember tidak melakukan apa-apa, karena kami melakukan review dan konsolidasi internal. Wajar dan sangat masuk akal kalau itu (elektabilitas Anies) turun," ujar Johnny dalam diskusi yang sama.
Menurut Johnny, pada Desember, Partai Nasdem dan Anies fokus dalam mengulas hasil konsolidasi nasional pada Oktober hingga November 2022. Ia menyebut, itu merupakan bagian dari strategi pihaknya.
"Di saat yang bersamaan aktivitas-aktivitas offensive politik dilakukan lebih luas oleh capres-capres lain, sehingga trennya naik. Sehingga sejalan dengan peningkatan kepuasan publik kepada kabinet, kepada Pak Joko Widodo," ujar Johnny.
Kendati demikian, ia juga berkaca pada hasil survei Indikator Politik Indonesia pada November 2022 yang menunjukkan bahwa elektabilitas Anies mencapai 32,2 persen. Hasil tersebut disebutnya sebagai bagian dari strategi Partai Nasdem dalam mensosialisasikan mantan gubernur DKI Jakarta itu.
"Kami melakukan test case politik, tes basis politik pilpres. Tes basis politik pilpres itu kami lakukan Oktober-November, yang kami lakukan tes basis ini memberikan impact langsung hasil surveinya Mas Burhan tadi, yaitu peningkatan elektabilitasnya capres yang kami usung," ujar Johnny.