Rabu 04 Jan 2023 17:17 WIB

3.260 Tabung Elpiji Tiga Kilogram Tiba di Karimunjawa

Beberapa pekan terakhir, pasokan elpiji tiga kg terhambat.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja menurunkan tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja menurunkan tabung gas LPG 3 kilogram bersubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah memastikan stok elpiji tiga kilogram di kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, menyusul terhambatnya pasokan akibat cuaca buruk di perairan utara Jawa Tengah, telah bertambah.

Hari ini, sebanyak 3.260 tabung elpiji tiga kg dan 65 tabung elpiji nonsubsidi telah tiba di Karimunjawa untuk memperkuat ketahanan stok setelah beberapa pekan terakhir pasokannya terhambat.

“Untuk elpiji tiga kg sementara masih aman dan per hari ini sudah bisa didistribusikan,” ungkap Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (4/1/2023).

Menurut Brasto, berbeda dengan BBM, tabung elpiji sifatnya mudah dibawa dengan kapasitas yang tidak sebanyak BBM. Penyalurannya masih dapat dilakukan dengan memanfaatkan kapal yang bisa berlayar dengan waktu tempuh hanya enam jam.

Sehingga pengirimannya bisa mencari celah waktu pada saat kondisi gelombang relatif aman untuk pelayaran. “Berbeda dengan kapal Self Propelled Oil Barge (SPOB) atau kapal khusus untuk mengangkut BBM berdimensi tidak besar yang perlu menempuh waktu 18 jam dan berpotensi terhambat oleh gelombang tinggi di lautan,” jelasnya.

Di sisi lain, Brasto juga menyampaikan, selain pengiriman BBM, Pertamina Patra Niaga juga menyiapkan pasokan BBM yang saat ini sudah terisi di kapal SPOB Pertamina.

Sebelum ketahanan stok BBM di Karimunjawa yang dikapalkan dengan KRI Makassar (besok) menipis dan dengan pertimbangan kondisi gelombang laut memungkinkan untuk pelayaran, maka Pertamina juga akan memberangkatkan kapal SPOB.

“Kemarin sudah diloading BBM sebanyak 135 kilo liter (KL), dengan rincian 90 KL biosolar, 45 KL Pertalite. Hanya karena cuaca dan gelombang laut belum memungkinkan, sehingga masih tertahan,” jelasnya.

Data terakhir stok BBM yang masih tersisa di satu-satunya SPBU  yakni SPBU Kompak Satu Harga yang ada di Karimunjawa, untuk Biosolar dan Pertalite masih sekitar 800 liter dan itu sudah masuk dead stock atau stoknya masih ada tetapi tidak untuk dijual.

“Sedangkan untuk Dexlite terakhir masih sekitar 400 liter,” tegas Brasto. Sebelumnya, di tengah situasi gelombang laut yang belum bersahabat bagi pelayaran penyeberangan, warga di kepulauan Karimunjawa tidak hanya menghadapi situasi ketersediaan BBM yang terus menipis.

Mereka juga mulai merasakan sulitnya mengakses elpiji tiga kg. Bahkan jika masih ada pengecer, elpiji tersebut dijual dengan harga yang jauh melebihi HET. “Yakni mencapai kisaran Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per tabung,” ungkap Ambon, warga Desa kemujan, Kecamatan Karimunjawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement