Rabu 04 Jan 2023 11:23 WIB

Catatan 30 Tahun Republika, Mengapa Berubah?

Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang peduli dengan kehadiran Republika

Warga membaca epaper koran Republika melalui perangkat telepon genggam di Jakarta, Jumat (29/12).
Foto: Edwin D Putranto/Republika
Warga membaca epaper koran Republika melalui perangkat telepon genggam di Jakarta, Jumat (29/12).

Oleh : Irfan Junaidi, Pemimpin Redaksi Republika

REPUBLIKA.CO.ID,

Tepat 31 Desember 2022 dinihari, mesin cetak Republika di Kawasan Pulo Gadung, Jakarta menuntaskan tugasnya. Hari itu edisi terakhir koran Republika dicetak dengan gambar sampul yang sangat simbolik. Ada dua foto berjajar yang menampilkan gambar Presiden Soeharto saat menerima saham Republika dan foto Presiden Joko Widodo yang menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika saat menjabat wali kota Solo.

Republika lahir di saat negeri ini dipimpin oleh Presiden Soeharto. Tepatnya, tanggal kelahiran Republika adalah 4 Januari 1993. Kemudian Republika membuat perubahan secara drastis dengan bertransformasi sepenuhnya ke platform digital di saat Indonesia dipimpin Presiden Joko Widodo, yakni mulai 1 Januari 2023. Kurang lebih pesan itulah yang ingin disampaikan melalui kedua foto tersebut.

Di samping foto terdapat artikel yang ditulis Erick Thohir, yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN. Sejak tahun 2000 Erick telah mendampingi Republika untuk terus berkembang sebagai institusi pers yang sehat serta memberi warna keumatan dan kebangsaan yang kuat bagi Bumi Pertiwi ini. Tulisan tersebut intinya menyampaikan rasa terima kasih kepada semua kalangan yang telah mendukung dan menjadi bagian dari perjalanan koran Republika.

 

Di bagian bawah sampul terdapat dua artikel yang masing-masing ditulis oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) KH Yahya C Staquf. Keduanya merekam perjalanan Republika dalam arus perubahan dan dinamika keumatan serta kebangsaan. Selama ini kedua organisasi tersebut telah menjadi representasi dari warna dominan umat Islam di Indonesia.

photo
Edisi Pertama Koran Republika 4 Januari 1993 Halaman 1 - (Republika/Thoudy Badai)

Sekarang mari kita lihat sampul belakang Republika edisi 31 Desember 2022. Di situ terdapat sampul edisi perdana koran Republika yang terbit pada 4 Januari 1993. Sampul tersebut tercetak hitam putih, dan menjadi simbol lahirnya media baru penyeimbang informasi di tengah masyarakat yang bhinneka.

Republika adalah karya besar yang lahir dari kalangan berpengaruh di negeri ini. Jasa para founding fathers Republika tidaklah bisa dilupakan. Sederet nama besar seperti Parni Hadi, Zaim Uchrowi, Makmur Makka, Haedar Bagir, S Sinansari Ecip, Fathi Siregar, adalah sosok penting di balik kelahiran Republika. Nama Presiden ketiga RI, Prof Dr BJ Habibie jelas tidak bisa dilepaskan dan sangat penting bagi kelahiran Republika.

Selain itu juga ada nama-nama tokoh seperti Adi Sasono, Amien Rais, Nurcholish Madjid, Quraish Shihab, Dawam Rahardjo, Sutjipto Wirosardjono, Beddu Amang, Haryanto Dhanutirto, Wardiman Djojonegoro yang sangat mendukung berdirinya media tersebut. Tentu banyak nama lain yang mohon maaf dan dengan sepenuh hormat tidak bisa disebut satu per satu dalam kesempatan ini.

Kini era baru telah menjadi dinamika yang tidak bisa diabaikan. Perubahan besar terjadi pada pola konsumsi masyarakat terhadap informasi. Mendengar radio, membaca koran, menonton televisi tidak lagi menjadi perilaku dominan masyarakat dalam mengakses sumber-sumber informasi. Kehadiran internet banyak membawa pengaruh bagi kebiasaan masyarakat untuk mengakses dunia digital secara massif.

Republika tidak mau menutup mata terhadap kenyataan tersebut. Kehadirannya harus tetap relevan dengan perubahan. Tagline ‘Koran Masyarakat Baru’ yang muncul di awal kelahirannya menunjukkan semangat Republika untuk terus bisa menyesuaikan diri dengan setiap kebaruan. Semboyan tersebut muncul di saat koran masih menjadi sumber utama masyarakat dalam menikmati berita.

Dengan semangat untuk tetap relevan pada kebaruan inilah maka kemudian Republika mengambil langkah penting untuk hadir sepenuhnya pada platform digital. Keputusan ini terus terang kemudian menghadirkan banyak pihak yang bertanya atau mempertanyakan, atau bahkan menyesalkan. Namun juga tidak sedikit yang nyata-nyata memberi dukungan dan menyatakan bahwa perubahan langkah tersebut merupakan keputusan yang harus diambil.

Kami sangat meyakini, baik yang bertanya, mempertanyakan, menyesalkan, ataupun mendukung, adalah pihak-pihak yang memang sangat sayang dengan Republika. Mereka selalu berharap agar Republika bisa terus hadir dan tumbuh mewarnai negeri ini. Karena itu tidak ada ungkapan lain selain terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang telah peduli dengan kehadiran Republika.

Transformasi Republika ini adalah tantangan baru yang diambil untuk menyesuaikan diri dengan keniscayaan perubahan. Republika ingin terus bisa menjangkau masyarakat secara lebih luas dan lebih cepat dengan konten-konten berkualitas. Platform adalah kendaraan yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi jalur distribusi informasi. Maka perubahan platform bukanlah berarti sebagai perubahan karakter dan kekhasan konten yang disebarkan oleh Republika.

photo
Menristek BJ Habibie (kiri), Presiden Soeharto (tengah), Pemred Republika Parni Hadi (Kanan). Saat pembukaan Republika On Line (ROL) di Jakarta. - (REPUBLIKA)

Fanatisme awak Republika selama ini bukanlah pada jalur atau kendaraan untuk mendistribusi konten. Pada informasi berkualitas yang dikerjakan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai jurnalismelah fanatisme yang selalu dimiliki Republika. Jalur distribusi bisa sangat mudah berubah mengikuti perkembangan. Maka penting sekali untuk terus kuat memegang teguh nilai-nilai yang selama ini diperjuangan Republika yakni keumatan dan kebangsaan. Semangat ‘Mencerdaskan Kehidupan Bangsa’ yang telah dicanangkan dulu oleh para pendiri Republika harus terus dijaga.    

Selamat datang di cakrawala baru Republika. Kami mengajak Anda semua untuk menikmati sajian republika melalui dua wadah besar yakni republika.co.id untuk konten free dan republika.id untuk konten berlangganan. Semakin banyak dan luas jangkauan kedua wadah tersebut maka kami yakin kehadiran Republika akan semakin bermaslahat.

Republika juga hadir di akun-akun media sosial untuk bisa menambah daya jangkau. Kehadiran media sosial ini dimanfaatkan Republika sebagai kendaraan yang penting untuk merangkul masyarakat secara lebih akrab. Interaksi dengan khalayak di media sosial bisa berlangsung sangat terbuka.

Semua ikhtiar ini dijalankan untuk terus menyempurnakan kehadiran Republika dengan segala kekhasannya. Tentu masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan. Maka input dan bimbingan dari semua pihak yang menyayangi Republika sangatlah diharapkan. Mari masuki fase baru Republika ini dengan bahagia. Selamat melaju di cakrawala baru untuk Republika yang hari ini (4 Januari 2023) tepat berusia 30 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement