Sabtu 31 Dec 2022 16:23 WIB

Keunggulan Demografi Palestina Dinilai Membuat Israel Cemas

Lebih dari sepertiga penduduk Palestina berusia di bawah 15 tahun.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
 Pemuda Palestina membawa bendera nasionalnya di atas puing-puing rumah Palestina yang dibongkar pasukan Israel karena dibangun tanpa izin, di desa Ain Shibli di Lembah Jordan Tepi Barat, Rabu, Maret. 10, 2021. Keunggulan Demografi Palestina Dinilai Membuat Israel Cemas
Foto: AP/Majdi Mohammed
Pemuda Palestina membawa bendera nasionalnya di atas puing-puing rumah Palestina yang dibongkar pasukan Israel karena dibangun tanpa izin, di desa Ain Shibli di Lembah Jordan Tepi Barat, Rabu, Maret. 10, 2021. Keunggulan Demografi Palestina Dinilai Membuat Israel Cemas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Biro Pusat Statistik Palestina merilis hasil sensus 2022. Menurut Pakar Politik Palestina Ghassan Al-Khatib, hasil sensus tersebut akan membuat para pemimpin Israel khawatir. Dia mengatakan, selama ini orang-orang Israel terus-menerus khawatir tentang keunggulan demografi Palestina.

"Karena mereka menginginkan kendali atas orang-orang Palestina, namun, pada saat yang sama, mereka menginginkan masyarakat Yahudi yang murni. Fakta terpenting adalah kami setara dengan Yahudi dalam hal demografi," kata Ghassan Al-Khatib, dilansir Arab News, Sabtu (31/12/2022).

Baca Juga

Survei sensus menunjukkan tingkat pertumbuhan yang tinggi di antara warga Palestina dan setengah dari mereka adalah bagian dari diaspora yang tinggal di luar Palestina. Angka tersebut juga menunjukkan masyarakat Palestina masih muda, dengan lebih dari sepertiga penduduknya berusia di bawah 15 tahun.

Al-Khatib mengatakan Israel tidak dapat menyerahkan Tepi Barat karena alasan politik tetapi juga tidak dapat mencaploknya karena alasan demografis. Tentu ini memalukan bagi Israel.

"Ada kontradiksi besar antara aspek demografis dan prinsip demokrasi di Israel," ujarnya.

Survei menunjukkan sekarang ada sekitar 14,3 juta warga Palestina di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 5,4 juta berada di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Ini meningkat 2,4 persen dari tahun sebelumnya. Sementara 1,7 juta berada di Israel, 6,4 juta di negara-negara Arab dan 761 ribu di tempat lain di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement