Rabu 14 Dec 2022 09:56 WIB

Tekan Inflasi, Kota Malang Beri Bantuan Kelompok Petani

Bantuan untuk menggerakkan menanam tanaman yang cepat panen.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Petani memanen sawi di salah satu sentra penghasil sayuran di Malang, Jawa Timur (ilustrasi)..
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petani memanen sawi di salah satu sentra penghasil sayuran di Malang, Jawa Timur (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berusaha menekan terjadinya inflasi di daerahnya. Salah satu caranya dengan menyerahkan berbagai bantuan kepada kelompok tani di Pertanaman Padi Kelompok Tani Mukti V, Kelurahan Bakalan Krajan.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, kegiatan ini juga untuk mendukung arahan dari Presiden RI Joko Widodo. Dalam hal ini, pemberian bantuan tersebut untuk menghadapi inflasi dengan menggerakkan menanam tanaman yang cepat panen.

Pemkot juga berkonsentrasi memberdayakan warga untuk bercocok tanam sistem urban farming. Dengan lahan terbatas, masyarakat bisa menanam aneka tanaman untuk kebutuhan keluarga. "Tujuannya untuk ketahanan pangan keluarga," kata Sutiaji.

Diharapkan, warga yang menerima berbagai bantuan dari pemkot agar memaksimalkan dalam bercocok tanam. Dengan demikian, apa yang diberikan pemda bisa memberikan manfaat untuk kebutuhan pangan keluarga.

Ia juga berharap dengan sistem urban farming, lahan pertanian saat ini tidak berubah fungsi. "Lahan pertanian ya tetap lahan pertanian," kata pria berkacamata ini.

Merujuk hal tersebut, pemkot mengusulkan adanya lahan sawah dilindungi (LSD). Bahkan, dia menilai perlu ada kebijakan insentif dan disinsentif.

Insentifnya dengan memberikan bantuan kepada petani berupa bibit, pupuk, dan lain sebagainya. Pada acara ini, Dispangtan Kota Malang juga melakukan sampling ubinan tanah per hektare.

Kegiatan bertujuan untuk mengetahui hasil panen jika ditanam padi. Dicontohkan satu hektare lahan dapat menghasilkan 1,5 ton sehingga terdapat Rp 55 juta lalu dibagi empat bulan.

Berdasarkan hal tersebut, maka terlihat kesejahteraan petani semasih memprihatinkan. Menurut dia, harus ada inovasi untuk mendorong petani di Kota Malang agar memiliki penghasilan dengan memanfaatkan lahan yang ada.

"Misalnya, jika masih ada lahan tersisa bisa dibuat untuk ternak ayam, budi daya ikan, dan lainnya," jelasnya. Menurut Sutiaji, lahan pertanian di Kota Malang saat ini tinggal 804 hektare di lima kecamatan.

Di Kecamatan Sukun terdapat 157 hektare dan Kelurahan Bakalan Krajan ada 42 hektare. Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi mengatakan, pemkot fokus mengembangkan pertanian perkotaan.

Hal diharapkan ketahanan pangan mulai dari tingkat keluarga, rukun tetangga, dan rukun warga bisa dipertahankan. Oleh karena itu, pihaknya memberikan bantuan kepada para petani.

Menury dia, pemberian bantuan ini sesuai dengan amanat presiden untuk mengendalikan inflasi dengan menggalakkan penanaman tanaman cepat panen.

Adapun bantuan yang diberikan berupa tiga unit hand traktor, 10 unit power weeder, jaring burung, racun tikus, 60 paket sarana budidaya ayam KUB, 25 paket budi daya cabai, 100 paket pembudidaya ikan.

Selain itu, diserahkan juga tiga buku tabungan dari Kementerian Pertanian RI. Tabungan tersebut senilai Rp 10 juta dan kepada peternak yang terdampak penyakit mulut dan kuku (PMK).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement