Sabtu 03 Dec 2022 02:27 WIB

Ekonomi Global Masih Suram, Jokowi Minta Jaga Stabilitas Politik

Jokowi ingatkan pemilu 2024 akan diselenggarakan ketika ekonomi global suram

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh pihak agar berhati-hati dalam menyelenggarakan pemilu serentak 2024 nanti. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global dan juga upaya pemulihan ekonomi nasional, ia menekankan pentingnya untuk menjaga stabilitas politik nasional.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh pihak agar berhati-hati dalam menyelenggarakan pemilu serentak 2024 nanti. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global dan juga upaya pemulihan ekonomi nasional, ia menekankan pentingnya untuk menjaga stabilitas politik nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh pihak agar berhati-hati dalam menyelenggarakan pemilu serentak 2024 nanti. Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global dan juga upaya pemulihan ekonomi nasional, ia menekankan pentingnya untuk menjaga stabilitas politik nasional.  

Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri Rapat Konsolidasi Nasional Kesiapan Pelaksanaan Tahapan Pemilu Serentak Tahun 2024, Jakarta, Jumat (2/12).

“Stabilitas politik betul-betul harus kita jaga. Ini saya titip pesan tadi dalam rangka juga ke sisi ekonomi. Sekali lagi pemilu 2024 diselenggarakan dalam kondisi ekonomi global yang penuh dengan kesuraman, kesulitan, ketidakpastian di tengah kita bekerja keras untuk terus memulihkan ekonomi kita,” kata Jokowi.

Ia pun kembali meminta agar seluruh jajarannya memiliki perasaann yang sama terkait sulitnya kondisi ekonomi global saat ini. Situasi global yang penuh ketidakpastiaan ini sudah menyebabkan 14 negara menjadi pasien IMF, sedangkan 20 negara lainnya mengantre untuk meminta bantuan IMF.

“Dan ada 66 negara yang rentan untuk ikut ngantri lagi di depannya IMF. Ini yang kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa sekarang kita tidak berada pada posisi yang normal tetapi berada pada posisi yang abnormal,” ungkapnya.

Krisis global ini diawali oleh pandemi Covid-19 yang meluas di seluruh dunia, kemudian terjadi perang di Ukraina dan adanya ketegangan geopolitik. Akibatnya berbagai persoalan baru pun muncul, seperti krisis pangan, energi, dan juga finansial di semua negara. Bahkan, Jokowi menyebut berbagai krisis tersebut justru mayoritas dirasakan oleh negara-negara maju.

“Inilah yang kita harus memiliki perasaan yang sama bahwa saat ini keadaan dunia sedang sulit dan semua kepala negara pusing kepalanya. Indonesia tidak,” kata dia.

Ia pun bersyukur kondisi ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,72 persen. Meskipun demikian, Jokowi meminta agar seluruh jajarannya tetap berhati-hati dalam membuat kebijakannya di tengah kondisi ekonomi global yang semakin sulit.

“Tapi tetap kita harus hati-hati dan waspada. jangan sampai membuat kebijakan sekecil apapun yang salah sehingga kita terpeleset menjadi sulit ini yang harus kita pertahankan,” ungkap Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement