Rabu 30 Nov 2022 23:25 WIB

Kelompok HAM Iran: 448 Tewas dalam Kerusuhan Demo Mahsa Amini

Sekurangnya 16 orang tewas oleh pasukan keamanan Iran dalam sepekan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Perempuan Iran berjalan di distrik komersial tanpa mengenakan jilbab wajib mereka di Teheran utara, Iran, Senin, 14 November 2022. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) mencatat sekurangnya 448 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam tindakan keras terhadap demonstrasi Mahsa Amini.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Perempuan Iran berjalan di distrik komersial tanpa mengenakan jilbab wajib mereka di Teheran utara, Iran, Senin, 14 November 2022. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) mencatat sekurangnya 448 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam tindakan keras terhadap demonstrasi Mahsa Amini.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHR) mencatat sekurangnya 448 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam tindakan keras terhadap demonstrasi Mahsa Amini. Korban lebih dari setengahnya di wilayah etnis minoritas.

"Dari 448 orang yang dipastikan tewas, 60 adalah anak-anak berusia di bawah 18 tahun, termasuk sembilan anak perempuan, dan 29 perempuan," kata IHR yang berbasis di Norwegia, seperti dikutip laman Channel News Asia, Rabu (30/11/2022).

Baca Juga

Sekurangnya 16 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam sepekan terakhir saja. Sementara 12 di antaranya tewas di daerah berpenduduk Kurdi di mana protes sangat intens.

Jumlah korban juga meningkat setelah kematian orang yang terbunuh pada minggu-minggu sebelumnya diverifikasi dan dimasukkan. Jumlah korban hanya mencakup warga yang tewas dalam penumpasan dan bukan anggota pasukan keamanan.

Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh dari Korps Pengawal Revolusi Islam Selasa pagi mengatakan lebih dari 300 orang telah tewas. Ini adalah pertama kali pihak berwenang mengakui angka seperti itu. Dewan Hak Asasi PBB pekan lalu memilih untuk membentuk misi pencarian fakta tingkat tinggi untuk menyelidiki tindakan keras dalam sebuah langkah yang ditolak keras oleh Iran.

"Otoritas republik Islam tahu betul bahwa jika mereka bekerja sama dengan misi pencarian fakta PBB, skala kejahatan mereka yang lebih luas akan terungkap," kata direktur IHR Mahmood Amiry-Moghaddam.

"Itulah mengapa nonkooperasi mereka dapat diprediksi," imbuhnya. Protes meletus setelah kematian 16 September dari perempuan Kurdi Iran Mahsa Amini yang telah ditangkap oleh polisi moralitas Teheran dan telah menjadi tantangan terbesar bagi rezim sejak revolusi 1979.

Amiry-Moghaddam mengatakan lebih dari separuh kematian tercatat di wilayah yang dihuni oleh Sunni Baluch atau etnis minoritas Kurdi. Kematian terbanyak terjadi di wilayah tenggara Sistan-Baluchistan di mana 128 orang tewas setelah protes yang memiliki percikan terpisah tetapi telah menambah kemarahan nasional. Setelah itu, kematian terbanyak dicatat di provinsi Kurdistan dan Azerbaijan Barat yang berpenduduk Kurdi barat, di mana masing-masing 53 dan 51 orang tewas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement