Kamis 24 Nov 2022 20:11 WIB

OPEC: Dunia Masih Butuh Energi Fosil

Selain memasok sumber energi, sektor migas juga mampu menyerap tenaga kerja.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang migas
Ladang migas

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Ditengah isu transisi energi, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengatakan seluruh dunia masih akan membutuhkan minyak dan gas meski secara paralel juga pengembangan energi baru terbarukan (EBT) semakin tumbuh. Kebutuhan atas minyak dan gas tidak bisa dihilangkan begitu saja, mengingat saat ini pengembangan EBT masih butuh upaya keras dan juga harga yang masih mahal.

Senior Upstream Oil Industry Analyst Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) Mohammad A. Al Kazimi menjelaskan bukti dunia masih membutuhkan minyak dan gas tergambar dari konflik geopolitik saat ini. Energi fosil akhirnya masih menjadi rebutan dan kunci dari ketahanan energi.

Baca Juga

"Mengingat tantangan mendesak saat ini, penting untuk diingat bahwa sektor minyak yang didanai dengan baik memberikan banyak manfaat nyata bagi ekonomi global. Selain memasok sumber energi, sektor migas juga mampu menyerap tenaga kerja," ujar Al Kazimi di IOG, Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11/2022).

Sedangkan di situasi permintaan yang meningkat produksi dunia masih belum mencukupi, untuk itu dibutuhkan eksplorasi besar besaran untuk bisa meningkatkan produksi. Kondisi ini kata dia membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

Al Kazimi menjelaskan dunia membutuhkan hampir 12 triliun dolar AS untuk investasi migas. "Ini mencakup dari hulu, midstream hingga hilir," tambah Al Kazimi.

Di sisi lain, OPEC juga menyadari energi baru dan terbarukan tetap penting untuk dibangun saat ini. Angin dan matahari jadi dua sumber EBT yang menurutnya akan banyak dibangun ke depannya. Karena itu, banyak para anggota OPEC mulai diversifikasi portofolio energi mereka.

“Singkatnya, permintaan minyak akan tetap tinggi. Semua jenis energi dibutuhkan di masa depan, di tengah tren energi berkelanjutan. Kami sadar EBT itu juga penting dalam mengatasi perubahan iklim dunia,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement