Kamis 17 Nov 2022 14:05 WIB

Tanah Longsor di Gowa Telan Korban Jiwa, 1 Warga Meninggal Dunia   

Longsor terjadi di jalan poros Parangloe dan Tinggimoncong Gowa

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi longsor. Longsor terjadi di jalan poros Parangloe dan Tinggimoncong Gowa
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi longsor. Longsor terjadi di jalan poros Parangloe dan Tinggimoncong Gowa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bencana tanah longsor yang berdampak pada lalu lintas umum dan memakan korban jiwa terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Rabu (16/11/2022). Peristiwa itu terjadi di jalan poros antara batas Kecamatan Parangloe dan Kecamatan Tinggimoncong.   

"Menurut hasil kaji cepat sementara, satu orang meninggal dunia dan satu lainnya masih dinyatakan hilang diduga tertimbun longsor," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan, petaka itu terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut dan ditambah kondisi tanah yang labil. 

Pada saat yang bersamaan, dua kendaraan jenis minibus dan bak terbuka melintas sehingga terkena material longsoran hingga kedua mobil terseret ke bibir jalan. 

Lebih lanjut dia mengatakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa bersama tim gabungan segera menuju ke lokasi kejadian untuk kaji cepat, evakuasi korban dan membersihkan material longsoran. 

Wilayah Kabupaten Gowa masih berpotensi terjadi hujan hingga Sabtu (19/11/2022), sebagaimana menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Sebagai antisipasi, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca," ujarnya.

Di samping itu, Pemerintah Daerah agar memastikan kesiapan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang menurut BMKG masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. 

Lebih lanjut, BNPB meminta agar seluruh unsur Forkopimda melakukan upaya perbaikan  tata kelola lingkungan sehingga bencana seperti tanah longsor tidak terjadi ke dua kalinya. 

Dia menambahkan, upaya seperti monitoring lereng tebing, khususnya yang berada di sepanjang jalan nasional, jalan penghubung pedesaan dan lereng permukiman padat penduduk agar dilakukan secara berkala. Kemudian, rambu-rambu khusus rawan bencana agar dipasang di beberapa titik sebagai informasi kepada masyarakat agar lebih waspada. 

"Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu," ujarnya.

Dia meminta pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri, dan lintas instansi lainnya.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement