Kamis 10 Nov 2022 16:58 WIB

Khofifah Ajak Teladani Mental Pejuang Pertempuran 10 November

Nilai-nilai dan karakter kepahlawanan dan kebaikan harus dirawat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dokumen
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Hari Pahlawan dengan meneladani keberanian para syuhada arek-arek Suroboyo dalam epos besar Pertempuran 10 November 1945. Yakni dengan meniru keberanian mental dalam memberi kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara.

"Di mana mental itu dibentuk melalui edukasi spiritual, edukasi sosial, politik, dan juga kebudayaan," kata Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/11/2022) pagi

Khofifah menyebut, nilai-nilai dan karakter kepahlawanan dan kebaikan harus dirawat, dipupuk, dan dijaga. Dikatakan, setiap orang memiliki tugas untuk mengedukasi. Termasuk mengedukasi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

"Bagaimana kita mengedukasi untuk bisa memberikan keteladanan, kemudian karakter kepahlawanan dan semangat yang bisa memberikan penguatan bagaimana Jawa Timur gagah dan perkasa," ujarnya.

Khofifah juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum untuk bangkit dan bersatu menghadapi ancaman dan tantangan global. Ia pun mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bisa meneladani semangat perjuangan dan ketangguhan para pahlawan dalam menghadapi tantangan dan tekanan besar.

“Kalau dulu pahlawan menghadapi tantangan besar yakni berjuang melawan penjajah. Kini nilai perjuangan dan ketangguhan mereka bisa kita teladani untuk bangkit dan berjuang menghadapi tantangan global,” ujarnya.

Ia mencontohkan ancaman krisis pangan, krisis energi, perubahan iklim, serta krisis keuangan yang dihadapi berbagai negara di dunia. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah menjadi pahlawan bagi lingkungan sekitarnya dengan menjadi agen perubahan (game changer) mulai dari hal kecil.

“Dalam menghadapi tantangan global ini, kita berharap lahirnya mental kepahlawanan dari warga. Tidak perlu bergerak dari skala besar. Tetapi mengubah keadaan dan memperbaiki kondisi dari sekitarnya dulu,” kata Khofifah.

Menurut dia, pahlawan seringkali lahir di masa yang sulit. Ketika ada tekanan besar dan kondisi buruk, ada orang-orang yang mau merelakan diri untuk bekerja lebih dari biasanya, terutama untuk memperbaiki keadaan.

“Inilah mental kepahlawanan. Ketika kita bekerja lebih dari pada seharusnya, berusaha memimpin perubahan, dan mengatasi kesulitan yang menjadi problem bersama,” ujarnya.

Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat untuk semakin memperkuat persatuan dan kesatuan. Yakni dengan saling bahu membahu dan bergotong royong menyelesaikan beragam persoalan bangsa secara bersama-sama.

“Setiap melewati tantangan besar di situlah kita tumbuh menjadi lebih hebat dan lebih kuat. Namun, tantangan global ini tidak hanya mendorong kita untuk pulih dan bangkit saja, tapi segala daya upaya yang kita miliki harus kita maksimalkan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement