Kamis 03 Nov 2022 18:12 WIB

Wapres Ingin Ratifikasi Kerja Sama Dagang RI dan UEA Segera Tuntas

Kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab diharapkan meningkat

Pertemuan Wapres RI KH Maruf Amin dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, UEA, Rabu (2/11/2022).
Foto: dok. istimewa
Pertemuan Wapres RI KH Maruf Amin dan Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, UEA, Rabu (2/11/2022).

Oleh Fuji E Permana, wartawan Republika.co.id dari Abu Dhabi UEA

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI – Sebagai upaya meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, saat ini Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) tengah mempercepat proses ratifikasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang ditandatangani di Abu Dhabi pada Juli lalu. 

Baca Juga

Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin, berharap proses ratifikasi oleh kedua negara dapat dituntaskan sebelum Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) berkunjung ke Indonesia dalam rangka menghadiri KTT G20 pada pertengahan November ini. 

"Kita harapkan nanti ketika beliau datang ke Indonesia, detail-detail hasil ratifikasi sudah tersepakati," kata Wapres kepada Republika.co.id di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden MBZ di Istana Al Shatie Abu Dhabi, Rabu (2/11/2022). 

Wapres mengatakan, tidak hanya dalam bidang ekonomi, Indonesia juga mengharapkan kerja sama dalam bidang pendidikan agar terus ditingkatkan terutama terkait rencana pembangunan School of Future Studies di Indonesia. 

"Ilmu pengetahuan (science) yang berorientasi ke depan, sedang kita rumuskan kerja sama itu, juga tentang teknologi," ujarnya. 

Apabila kerja sama ini dapat diwujudkan, menurut Wapres Indonesia akan memiliki model sekolah yang sangat modern. Intinya ilmu-ilmu tentang penguasaan teknologi, ini yang diperlukan oleh Bangsa Indonesia ke depan.

Terkait CEPA, Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis menambahkan bahwa CEPA Indonesia-UEA merupakan perjanjian dagang yang paling cepat disepakati yakni hanya sembilan bulan. Karena didorong oleh kedua kepala negara secara langsung. 

“Targetnya kalau sekarang ini (nilai perdagangan) oleh kedua negara kurang lebih 4 miliar USD, yakni ekspor kita 2 miliar USD dan impor kita juga 2 miliar dolar AS," jelas Husin. 

Menurut Husin, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan agar setelah adanya CEPA, nilai perdagangan Indonesia-UEA dapat meningkat 3 hingga 4 kali lipat ke depan. 

“Kaitan dengan ratifikasi, UEA telah melaksanakan, tinggal kita sekarang mendesak melalui Kementerian Perdagangan kalau bisa sebelum KTT G-20 sudah selesai juga, sehingga pada 1 Januari tahun depan bisa diimplementasikan," jelas Husin. 

Husin menambahkan, salah satu keuntungan nyata yang diharapkan dengan ratifikasi CEPA adalah peningkatan hasil ekspor Indonesia ke depan. Contoh yang paling gampang, UEA mengimpor perhiasan emas dari seluruh dunia, itu mencapai 1,5 sampai 2 miliar dolar AS setahun, dari Indonesia hanya kurang lebih 200 juta USD, tentu nilainya kecil sekali. 

"Mengapa dari Singapura bisa mencapai 1,2 miliar dolar AS, mengapa dari Indonesia kecil, karena Singapura sudah jauh sebelumnya bicara Free Trade Agreement (FTA) dengan UEA," jelas Husin. 

Dia mengatakan, oleh sebab itu dengan adanya CEPA yang memungkinkan adanya FTA, peningkatan ekspor Indonesia ke UEA diyakini akan terjadi. Tidak hanya emas, tentu ada kelapa sawit, ban, dan lain-lain yang juga akan mengenakan aturan FTA 0 persen.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement