Selasa 25 Oct 2022 19:33 WIB

Soal Strategi Transfer Pemain, Liverpool Diklaim akan Dapat Manfaat Besar dari Situasi Ini

Klub yang terdegradasi cenderung melepas pemain dalam mengurangi dampak keuangan.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Pemain Liverpool Andrew Robertson tampak sedih selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Nottingham Forest dan Liverpool, di City Ground, di Nottingham, Inggris, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Foto: Joe Giddens/PA via AP
Pemain Liverpool Andrew Robertson tampak sedih selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Nottingham Forest dan Liverpool, di City Ground, di Nottingham, Inggris, Sabtu, 22 Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Liverpool hanya menggelontorkan biaya transfer sebesar delapan juta poundsterling saat memboyong Andrew Robertson dari Hull City pada 2017 silam. Meski dengan biaya transfer yang relatif murah, Robertson terbukti mampu jadi andalan di sisi kiri pertahanan The Reds. Bek kiri asal Skotlandia itu dianggap menjadi salah satu langkah rekrutan terbaik The Reds dalam beberapa tahun terakhir. 

Dengan biaya transfer yang terbilang rendah, Robertso mampu memberikan kontribusi maksimal buat performa The Reds. Perekrutan Robertson juga menjadi simbol dari strategi pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG). di bursa transfer pemain. Liverpool kerap merekrut pemain-pemain dari sejumlah klub yang terancam mengalami degradasi. 

Baca Juga

Selain Robertson, skenario serupa juga terjadi saat Liverpool memboyong Giorgino Wijnaldum dan Xherdan Shaqiri. Sementara Wijnaldum didatangkan dari Newcastle United pada 2015, Shaqiri direkrut dari Stoke City pada musim panas 2018 silam. Tiga pemain tersebut didatangkan dengan total nilai transfer sebesar 45 juta poundsterling. 

Pada musim ini, FSG dinilai memiliki peluang besar untuk mengulangi strategi tersebut. Klub-klub yang terdegradasi cenderung akan melepas pemain untuk mengurangi dampak dari aspek finansial. Tidak hanya itu, pemain-pemain bintang mereka terkadang terlalu bagus untuk bisa tampil di divisi kedua. 

''Hal itu menciptakan peluang buat klub-klub yang bisa bertahan di Liga Primer Inggris untuk merekrut pemain-pemain tersebut. Untuk musim ini, FSG sepertinya memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk bisa memanfaatkan situasi tersebut,'' tulis laporan liverpool.com, Selasa (25/10/2022). 

Berdasarkan model yang dilansir FiveThirtyEights, tiga klub promosi, Fulham, Nottingham Forest, dan Bournemouth, disebut memiliki peluang kurang dari 50 persen untuk kembali terdegradasi ke Divisi Championship. Namun, setelah Liga Primer Inggris musim ini menuntaskan pekan ke-12, model tersebut mulai berubah. 

Fulham terbukti mampu bersaing dan berada di peringkat ketujuh klasemen sementara. Selain itu, Bournemouth juga mampu bangkit menyusul pemecatan Scott Parker. The Cherries setidaknya masih mampu berada di peringkat ke-14. Namun, Nottingham Forest masih terpuruk di zona degradasi usai hanya menelan tujuh kekalahan dari 12 laga. 

Forest bersaing dengan Wolverhampton Wanderers dan Leeds United di zona degradasi. Apabila Wolves tidak kunjung bangkit, Liverpool bisa membidik Mattheus Nunez dan Pedro Neto pada akhir musim ini. Dua pemain itu memang sempat disebut-sebut masuk dalam radar The Reds pada awal musim ini. 

''Ketatnya persaingan di Liga Primer Inggris musim ini dapat menghadirkan keuntungan tersendiri buat Liverpool. Saat hampir semua tim bisa ikut terlibat dalam terlibat dalam perekutan pemain-pemain bintang, maka akan ada banyak pemain berkualitas yang akan berpotensi terdegradasi. Dengan begitu, akan ada banyak opsi pemain yang bisa direkrut oleh The Reds,'' lanjut laporan Liverpool.com tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement