Jumat 21 Oct 2022 18:09 WIB

Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal III 2022 Tumbuh di Atas 5,5 persen

Prediksi Ekonomi Kuartal III terlihat dari indikator mobilitas dan penjualan retail

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana kawasan padat penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta. Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh di atas 5,5 persen pada kuartal III 2022. Adapun prediksi ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 5,44 persen.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Suasana kawasan padat penduduk dan gedung bertingkat di Jakarta. Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh di atas 5,5 persen pada kuartal III 2022. Adapun prediksi ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 5,44 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi tumbuh di atas 5,5 persen pada kuartal III 2022. Adapun prediksi ini lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 5,44 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan prediksi tersebut terlihat dari berbagai indikator seperti mobilitas, indeks penjualan retail, dan Mandiri Spending Index, seluruhnya masih dalam situasi yang positif dan ekspansif.

“Ini artinya nanti kuartal III-2022, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh sangat kuat, yaitu area di atas 5,5 persen, perkiraan dari Kementerian Keuangan,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA, Jumat (21/10/2022).

Sri Mulyani mengungkapkan sejumlah indikator seperti PMI Manufaktur, Indonesia bahkan mengalami penguatan. Hal ini artinya 13 bulan berturut-turut PMI Indonesia terus menerus berada dalam zona ekspansi. 

“Menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi sudah terjaga momentumnya,” ungkapnya.

Kemudian, dilihat dari konsumsi listrik. Sri Mulyani menyebut pertumbuhan konsumsi listrik dari sektor bisnis dan industri tumbuh masing-masing sebesar 17,3 persen dan 8,1 persen.  

Dari sisi manufaktur, industri pengolahan kapasitas produksi juga mengalami kenaikan. Hal ini menggambarkan kuartal III 2022 GDP masih kuat meskipun kemarin melakukan kenaikan harga BBM namun pengaruhnya terhadap growth masih relatif terjaga.

Kendati demikian, dia juga mewaspadai tantangan ekonomi pada 2023. Hal ini mengingat gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global, serta kecenderungan suku bunga yang naik pasti akan memengaruhi berbagai indikator dan juga faktor-faktor yang mendorong ekonomi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement