Jumat 21 Oct 2022 18:10 WIB

Tangan Lincah di Balik Lahirnya Para Calon Bintang

perlu keterampilan khusus untuk bisa menjadi “tukang senar” raket.

Rep: Nurul S Hamami/ Red: Muhammad Akbar
Darmanto sedang memasang senar beberapa raket
Foto: Nurul Hamami/Republika
Darmanto sedang memasang senar beberapa raket

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Jari-jemarinya bergerak lincah “menganyam” senar raket yang biasa digunakan oleh para pebulu tangkis.

Satu demi satu setiap mata itik –sebutan bagi lingkaran kecil di pinggiran bagian pemukul raket—dimasuki dengan senar lalu ditarik bergantian arah.

Selesai menganyamnya, raket yang sudah disenari dipindahkan ke mesin elektrik digital.

Di sini senar kemudian ditarik sesuai dengan setelan kekencangannya. Biasanya di rentang 27-28 bagi pemula, hingga 31-32 untuk pemain yang sudah mahir.

Angka-angka tersebut merupakan ukuran bagi kecepatan pantulan shuttlecock pada raket yang akan digunakan. Rata-rata pemain-pemain nasional di angka 31-32.

“Kevin Sanjaya yang saya tahu lebih senang di kekencangan 31,” kata Darmanto (39), petugas atau lebih populernya tukang senar di lingkungan PB Djarum di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (20/10) lalu.

Saat ditemui Republika, di salah satu stand di luar GOR, Darmanto sedang memasang senar beberapa raket milik para peserta Audisi Umum PB Djarum 2022.

Audisi ini adalah yang kesekian kalinya sejak dilakukan kali pertama dengan seleksi seperti sekarang ini  di GOR Djarum pada 2006.

Audisi mulai disebarluaskan secara masif pada tahun itu untuk menemukan “mutiara-mutiara” terpendam dari seluruh Nusantara.

Kegiatan ini boleh dibilang merupakan ajang pencarian calon bintang bulu tangkis nasional dan dunia yan tahapannya dimulai dengan menjadi atlet PB Djarum.

Kevin adalah salah satu atlet yang mengikuti audisi pada 2006, namun gagal. Lalu dia mengikutinya lagi pada 2007 dan diterima sebagai atlet binaan PB Djarum.

Sejak audisi digelar Rabu (19/10), Darmanto bisa memasang sampai 30 raket peserta audisi. Mereka hanya perlu membayaR Rp100.000 untuk pemasangan senar raketnya.

Namun, bila membawa senar sendiri cukup membayar Rp25.000 sebagai pengganti ongkos pasang.

“Cukup membantu selama audisi ini. Daripada keluar GOR, di sini sudah tersedia bila senar raket peserta putus,” kata seorang bapak yang membawa raket milik anaknya yang sedang mengikuti audisi. “Tadi putus raketnya,” sambungnya.

Selain bagi peserta audisi, Darmanto juga tetap melakukan tugas sehari-harinya memasang senar raket milik para atlet PB Djarum.

Tidak cuma yang senarnya putus, tapi juga yang memang sudah tidak lagi enak dipakainya. Hari itu dia sudah memasang 15 senar raket para pebulu tangkis PB Djarum.

Tentu perlu keterampilan khusus untuk bisa menjadi “tukang senar” raket. Selain itu juga kesabaran ekstra. Waktu yang dibutuhan sekitar 20 menit untuk memasang senar satu raket.

Tapi, bila mata itiknya banyak yang rusak dan perlu diganti, bisa memakan waktu setengah jam untuk menyelesaikannya.

Darmanto mengaku hanya belajar sekali untuk terus menekuni profesinya sebagai tukang senar dalam enam tahun terakhir.

“Saya diajari oleh Pak Liman yang lebih dulu menjadi tukang senar di PB Djarum. Setelah itu saya dilepas oleh beliau untuk menjadi tukang senar di sini,” katanya.

Selain tukang senar, Darmanto mengaku juga mengerjakan hal-hal lainnya di PB Djarum.

“Di sini harus bisa apa saja” ujarnya seraya menyebut sebelum menjadi tukang senar dia adalah petugas kebersihan di GOR Djarum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement