Jumat 21 Oct 2022 14:05 WIB

Muhadjir: Penetapan KLB Gagal Ginjal Dibahas Menkes dan BPOM

Kasus gagal ginjal akut pada anak ditangani Kemenkes dan BPOM

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Dokter mengecek kondisi pasien anak penderita gagal ginjal akut di ruang Pediatrik Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10/2022). Dinas Kesehatan provinsi Aceh menyatakan sejak Juni hingga 20 Oktober 2022 tercatat sebanyak 31 anak menderita gagal ginjal, 20 orang anak di antaranya meninggal dunia, sisanya dalam perawatan dan selain beberapa anak sudah
Foto: ANTARA/Ampelsa
Dokter mengecek kondisi pasien anak penderita gagal ginjal akut di ruang Pediatrik Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/10/2022). Dinas Kesehatan provinsi Aceh menyatakan sejak Juni hingga 20 Oktober 2022 tercatat sebanyak 31 anak menderita gagal ginjal, 20 orang anak di antaranya meninggal dunia, sisanya dalam perawatan dan selain beberapa anak sudah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait penyakit gagal ginjal akut di Indonesia akan dibahas oleh Menteri Kesehatan dan BPOM.

“Pak Menkes itu, sementara masih ditangani Pak Menkes dan BPOM,” kata Muhadjir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga

Selain itu, terkait pembentukan tim investigasi khusus kasus ini, Muhadjir juga menyerahkan kepada Menteri Kesehatan. “Belum ke Pak Menkes sajalah,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan masih mengkaji penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada penyakit gagal ginjal akut di Indonesia. Kajian tersebut dilakukan bersama para ahli kesehatan dan epidemiologi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga telah mengumumkan lima produk obat sirop di Indonesia yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) melampaui ambang batas aman. Namun demikian, BPOM menyatakan hasil uji cemaran EG pada lima produk tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirop obat yang dimaksud memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.

Selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut, seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca-Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement