Kamis 20 Oct 2022 11:22 WIB

Elon Musk Senang Diminta Bayar Lebih Twitter

Elon Musk menggambarkan Twitter sebagai aset yang telah layu dalam waktu yang lama

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Christiyaningsih
Elon Musk menggambarkan Twitter sebagai aset yang telah layu dalam waktu yang lama. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Elon Musk menggambarkan Twitter sebagai aset yang telah layu dalam waktu yang lama. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Miliarder Elon Musk pada Rabu (20/10/2022) mengungkapkan perasaan senangnya dengan kesepakatan pembelian yang tertunda atas perusahaan media sosial Twitter. Meski begitu, dia dan investor lain tetap akan membayar lebih untuk Twitter.

Musk yang juga merupakan CEO Tesla menjawab pertanyaan selama panggilan telepon setelah laporan kuartalan diumumkan. Orang terkaya di dunia itu mengejar pembelian Twitter setelah sebelumnya mencoba untuk mundur dari kesepakatan seharga 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 633 triliun.

Baca Juga

Musk menggambarkan Twitter sebagai aset yang telah layu dalam waktu yang lama. "Saya dan investor lain jelas membayar lebih untuk Twitter sekarang. Potensi jangka panjang untuk Twitter menurut saya adalah lebih besar dari nilainya saat ini," kata Musk.

Dalam panggilan konferensi yang sama, Musk juga berbicara optimis tentang Tesla. “Tesla, dengan kapitalisasi pasar sekarang di bawah 700 miliar dolar AS, bisa bernilai lebih dari nilai gabungan Apple Inc sebesar 2,3 triliun dolar AS dan produsen minyak Saudi Aramco sebesar 2,1 triliun dolar AS,” ujarnya.

Musk telah mencoba mengumpulkan uang tunai untuk mendanai pembelian Twitter. Beberapa ahli mengatakan dia mungkin perlu menjual sekitar 3 miliar dolar AS lebih banyak dalam saham setelah laporan triwulanan Tesla.

Seorang hakim Delaware memerintahkan jeda untuk gugatan Twitter Inc terhadap Elon Musk. Keputusan tersebut memberi Musk waktu hingga 28 Oktober untuk menutup kesepakatan.

Investor Tesla khawatir bahwa Musk dapat menjual lebih banyak saham Tesla untuk membiayai kesepakatan. Musk yang juga CEO SpaceX, Neuralink, and Boring Company mengatakan dia tidak memiliki rencana saat ini untuk menggabungkannya dengan Twitter menjadi bagian yang lebih besar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement