Selasa 18 Oct 2022 05:57 WIB

Paloh Sebut Ada Pihak yang Meminta Nasdem Dikeluarkan dari Pemerintahan

Paloh menegaskan Nasdem menjadi pihak yang mendukung seluruh kebijakan Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri) saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) bersama calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kiri) saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menanggapi cibiran banyak pihak atas keputusannya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Bahkan, ada anggapan bahwa partainya bodoh ketika mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Ada juga yang menyatakan betapa bodohnya Nasdem menempatkan calon presiden yang tidak populer, karena dianggap membawa pikiran-pikiran yang bertentangan dengan komitmen kebangsaan," ujar Surya Paloh dalam pidato peluncuran Nasdem Memanggil, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Deklarasi Anies sebagai capres juga membuat segelintir pihak meminta Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan Partai Nasdem dari pemerintahan. Menurutnya, cibiran tersebut merupakan tantangan bagi partainya.

"Tapi apakah sifat kita berubah? Apakah komitmen kita berubah? Untuk tetap mendukung administratif pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sampai pemilu 2024, saya katakan kita tidak pernah berubah saudara-saudara," ujar Paloh.

Ia menegaskan, Partai Nasdem selalu menjadi pihak yang mendukung segala kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan Jokowi. Termasuk saat pemerintah memutuskan untuk mengurangi subsidi harga bahan bakar minyak (BBM).

"Saya sambil bercanda bilang sama Pak Jokowi, 'Bapak Presiden kita punya tujuh fraksi koalisi pemerintahan ini, ini kebijakan kenaikan BBM, enam fraksi tidak sepakat hanya satu fraksi (Partai Nasdem)'. Yang sepakat ini kalau tidak fraksi yang paling tolol atau paling loyalis tidak mungkin begini," ujar Surya.

Kemudian, ia sudah mewanti-wanti seluruh kadernya jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Ia menjelaskan, kontestasi nasional tersebut disebutnya tak akan berjalan mulus bagi partainya.

"Dalam perjalanan yang kita lalui dari tahapan-tahapan yang akan berlanjut sampai nanti pemilihan yang akan datang saya sudah mengingatkan kita semua. Tidak semua perjalanan yang kita hadapkan itu berjalan smooth," tegas Paloh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement