Ahad 02 Oct 2022 13:14 WIB

Perintah Khusus untuk Menkes dan Gubernur Khofifah Terkait Tragedi Kanjuruhan

Jokowi meminta agar pelayanan medis kepada para korban dimonitor dengan baik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Suporter sepak bola mengevakuasi seorang anak saat bentrokan terjadi di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Foto: H. PRABOWO/EPA
Suporter sepak bola mengevakuasi seorang anak saat bentrokan terjadi di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa untuk memastikan penanganan para korban tragedi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang. Jokowi meminta agar pelayanan medis kepada para korban dimonitor dengan baik.

"Saya meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus layanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan layanan terbaik," ujar Jokowi dalam keterangan persnya secara daring, Ahad (2/10).

Baca Juga

Jokowi juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggal para korban dalam kerusuhan tersebut. Dia menyesalkan terjadinya kerusuhan yang menyebabkan banyak korban meninggal tersebut.

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang Jawa Timur," ujar Jokowi.

Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Pemuda dan Olahraga, kapolri, dan ketua umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraan. Karena itu, dia juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga satu sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.

"Khusus kepada kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," ujarnya.

Insiden ratusan suporter meninggal terjadi usai pertandingan Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Jumlah korban meninggal sedikitnya sebanyak 129 orang. Itu pun kemungkinan masih bertambah karena masih banyak suporter yang dirawat di rumah sakit maupun klinik di sekitar Kepanjen, Kabupaten Malang.

Ada anak-anak yang turut menjadi korban di antara suporter dewasa. Hal itu terjadi karena para suporter panik setelah terkena tembakan gas air mata yang dilakukan kepolisian. Mereka akhirnya berebut keluar Stadion Kanjuruhan dan saling berdesak-desakkan hingga menimbulkan korban jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement