Selasa 13 Sep 2022 11:15 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Terus Akselerasikan Transformasi Bisnis di PTPN Grup

Holding Perkebunan Nusantara tengah melakukan transformasi menyeluruh di tubuh PTPN

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan Holding Perkebunan Nusantara tengah melakukan transformasi menyeluruh di tubuh PTPN Group.
Foto: Holding Perkebunan PTPN III
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan Holding Perkebunan Nusantara tengah melakukan transformasi menyeluruh di tubuh PTPN Group.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan terkait rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang akan melakukan penyederhanaan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan menjadi empat perusahaan.

Abdul Ghani mengungkapkan, saat ini, Holding Perkebunan Nusantara melakukan transformasi menyeluruh di tubuh PTPN Group sehingga rencana tersebut bisa cepat direalisasikan. Berbagai program dan kebijakan itu, telah dilakukan kajian dan sosialisasi kepada para stakeholders, termasuk kepada seluruh karyawan PTPN Group. Sehingga, ketika restrukturiasi diimplementasikan, semua yang terlibat benar-benar sudah siap.

“Prosesnya masih berlangsung dan akan terus kita akselerasikan,” ujarnya, Selasa (13/9/2022).

Transformasi tersebut, tertuang dalam rencana revitalisasi industri gula nasional dan hilirisasi industri kelapa sawit melalui integrasi PTPN Group dalam rangka peningkatan produksi gula konsumsi dan minyak goreng di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Hal itu dilakukan sebagai inisiatif Holding Perkebunan Nusantara terhadap Program Strategis Nasional (PSN).

Abdul Ghani menjelaskan, ada beberapa inisiatif utama PTPN Group dalam mendukung program PSN. Pertama, revitalisasi industri gula nasional melalui perluasan lahan tebu dan pembangunan 3 unit pabrik gula.

“Diproyeksikan produksi gula PTPN Group akan meningkat dari 768 ribu ton pada tahun 2021 menjadi 2,1 juta ton pada tahun 2026,” ujarnya, dalam siaran persnya.

Kedua, hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan 1 unit pabrik minyak goreng. Pembangunan pabrik minyak goreng dilakukan melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada tahun 2025-2026. “Diproyeksikan produksi minyak goreng PTPN Group akan meningkat sampai dengan 1,8 juta ton pada tahun 2026,” lanjut Abdul Ghani.

Ketiga, akselerasi pengembangan energi baru terbarukan melalui pembangunan Bio-CNG dan pabrik Biodiesel. Pembangunan 1 unit Bio-CNG ini, dilaksanakan melalui kerja sama dengan mitra strategis sehingga kapasitas produksi total Bio-CNG akan meningkat sampai 1,3 juta mmBTU pada akhir tahun 2026.

“Diharapkan PTPN Group akan mulai memproduksi FAME sebesar 443 ribu ton pada tahun 2025,” ujarnya.

Integrasi PTPN Group itu, lanjut Abdul Ghani, diperlukan untuk mempercepat implementasi program transformasi tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan stream lining 13 anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara menjadi 3 sub-holding, yakni  PalmCo, SugarCo dan SupportingCo.

Dengan adanya transformasi tersebut, lanjut Abdul Ghani, nantinya seluruh bisnis yang tadinya dikelola oleh masing-masing anak usaha, akan dipegang oleh 3 sub-holding tadi. “Untuk PalmCo, ditargetkan rampung pada akhir 2022,” terang Abdul Ghani.

Nantinya, sub-holding PalmCo akan menjadi perusahaan kelapa sawit terbesar dan menjadi pemain utama industri sawit dunia, dengan target produksi sebanyak 1,8 juta ton per tahun pada 2026. “Sub-holding ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit, termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati, dan minyak goreng,” kata Abdul Ghani.

Hal yang sama juga akan dilakukan di PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau sub holding SugarCo. Nantinya, 36 pabrik gula yang sebelumnya dikelola masing-masing anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, akan dipegang perusahaan tersebut. “Perusahaan ini bertugas mengembangkan, mengoperasionalkan dan mengoptimalkan aset perseroan untuk mewujudkan swasembada gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP) nasional,” papar Abdul Ghani.

Sementara sub-holding Supporting Company, akan mengurus bisnis yang tidak dikelola PalmCo dan SugarCo guna meningkatkan finansial dari bisnis lain, serta inkubasi bisnis-bisnis baru seperti properti dan green bisnis. Nantinya, kata Abdul Ghani, areal kelapa sawit dan karet di SupportingCo, akan ditransfer secara bertahap ke PalmCo. 

Pengalihan aset bergantung pada realisasi rencana penciptaan nilai. Tata waktu indikatif, berdasarkan profitabilitas. Lebih lanjut Abdul Ghani mengatakan, nantinya,manajemen PTPN Group akan mengonsolidasikan seluruh aset, baik berupa lahan, Sumber Daya Manusia (SDM), pabrik, mesin dan kemitraan dengan petani.

Langkah konsolidasi ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas portofolio permodalan dan keuangan perseroan. “Manajemen PTPN Group menargetkan konsolidasi ini selesai pada akhir 2022,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement