REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat, Audy Joinaldy, mengatakan ruang bagi industri peternakan di Indonesia masih terbuka luas. Peluang ini terus bertumbuh disebabkan oleh faktor-faktor yang meliputi pertumbuhan populasi yang teratur, pendapatan kelas menengah yang terus meningkat, urbanisasi, hingga harga daging yang cukup terjangkau dibandingkan jenis pangan lainnya.
“Saat ini pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya lulusan pendidikan tinggi sehingga banyak pekerjaan abad 20 yang perlahan-lahan digantikan oleh pekerjaan baru yang berbasis teknologi 4.0,” kata Audy, Ahad (4/9/2022).
Ia menyebut dalam dunia peternakan di Indonesia, nilai perputaran uang mencapai Rp 350 triliun, dengan PDB dari sektor Peternakan sebesar 1.57 persen dan menyerap tenaga kerja sebesar 3.840.000.
Sedangkan tantangan di dunia peternakan saat ini meliputi globalisasi, keterbatasan sumber daya, kesejahteraan hewan, perubahan iklim, kelebihan pasokan yang menimbulkan ketidakstabilan harga, penyakit menular antar hewan kualitas pangan serta standar manajemen perkandangan dan minimnya fasilitas pemrosesan.
"Tapi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang membantu menjawab tantangan tersebut, ditambah besarnya peluang pertumbuhan industri peternakan, kawasan pedesaan pedesaan sebagai tumpuan ekonomi akan semakin jauh berkembang," ucap Audy.