Selasa 16 Aug 2022 19:35 WIB

Jokowi: Ketidakpastian Global Jangan Buat Jadi Pesimistis

Situasi global yang penuh ketidakpastian jangan membuat Indonesia pesimistis

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi saat tiba di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (16/8). Jokowi tampak mengenakan baju adat Paksian asal Provinsi Bangka Belitung.
Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi dan Iriana Jokowi saat tiba di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (16/8). Jokowi tampak mengenakan baju adat Paksian asal Provinsi Bangka Belitung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan situasi global yang penuh ketidakpastian saat ini jangan membuat bangsa Indonesia menjadi pesimistis. Menurutnya, Indonesia telah membangun modal untuk ekosistem pembangunan yang lebih kondusif.

Mulai dengan pembangunan infrastruktur secara masif, perbaikan kualitas sumber daya manusia, serta penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi demi memperkuat fondasi perekonomian nasional.

"Ketidakpastian global tidak boleh membuat kita pesimistis," kata Jokowi dalam Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2023 Beserta Nota Keuangannya, pada Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (16/8/2022).

Karena itu, transformasi struktural harus terus dipacu untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan. Begitu juga hilirisasi industri harus diperkuat untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi harus diperkuat.

Selain itu, ekonomi hijau terus didorong disertai penggunaan produk dalam negeri harus diprioritaskan guna mengurangi ketergantungan impor. Ekonomi digital juga difasilitasi agar UMKM naik kelas dan melahirkan decacorn decacorn baru kelas dunia di masa depan.

"Keseimbangan kebijakan makro-fiskal juga terus dijaga. Konsolidasi fiskal menjadi sangat krusial. Kesehatan APBN ditingkatkan agar adaptif dan responsif dalam jangka menengah dan panjang," katanya.

Jokowi mengatakan, optimistis pemerintah ini juga dilatarbelakangi oleh sejumlah hal. Diantaranya, pertama, Indonesia salah satu negara yang berhasil mengatasi pandemi dan memulihkan ekonominya dengan cepat.

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia dalam tren yang terus menguat, tumbuh 5,01 persen di Triwulan I dan menguat signifikan menjadi 5,44 persen di Triwulan II 2022.

Kemudian juga, sektor-sektor strategis seperti manufaktur dan perdagangan tumbuh secara ekspansif, didukung oleh konsumsi masyarakat yang mulai pulih serta solidnya kinerja ekspor. Neraca perdagangan, kata Jokowi juga telah mengalami surplus selama 27 bulan berturut-turut. Di samping, sektor manufaktur yang mengalami pemulihan kuat menopang tingginya kinerja ekspor nasional.

"Hal ini mencerminkan keberhasilan strategi hilirisasi industri yang kita jalankan sejak 2015. Tingginya kinerja ekspor juga didukung oleh sektor pertambangan seiring meningkatnya harga komoditas global," katanya.

Sedangkan, sektor transportasi dan akomodasi yang paling terdampak pandemi juga mulai mengalami pemulihan, masing-masing tumbuh 21,3 persen dan 9,8 persen pada Triwulan II 2022.

Kemudian pada Juli 2022, Indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) juga meningkat menjadi 51,3 persen, mencerminkan arah pemulihan yang semakin kuat pada Semester II. Sementara, laju inflasi Indonesia masih jauh lebih moderat dibandingkan dengan negara lain.

"Per Juli, tingkat inflasi Indonesia sebesar 4,9 persen (YoY)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement