Senin 25 Jul 2022 06:56 WIB

Menlu Rusia Jamin Pasokan Biji-bijian ke Mesir

Mesir adalah salah satu importir gandum utama dunia, sebagian dari Rusia dan Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Petani menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menawarkan jaminan atas pasokan biji-bijian Rusia ke Mesir.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petani menunjukkan biji-bijiannya di lumbungnya di desa Ptyche di wilayah Donetsk timur, Ukraina, Minggu, 12 Juni 2022. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menawarkan jaminan atas pasokan biji-bijian Rusia ke Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menawarkan jaminan atas pasokan biji-bijian Rusia ke Mesir. Janji ini diberikan selama kunjungan Lavrov ke Kairo pada Ahad (24/7/2022).

"Kami menegaskan kembali komitmen eksportir biji-bijian Rusia untuk memenuhi semua komitmen mereka," kata Lavrov dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Baca Juga

Sejak awal perang, blokade pelabuhan Ukraina oleh armada Laut Hitam Rusia telah menjebak puluhan juta ton biji-bijian, memperburuk kemacetan rantai pasokan global. Rusia terus memasok gandum ke Mesir sejak pecahnya perang, menjualnya kepada pemerintah dan sektor swasta.

"Kami membahas parameter khusus kerja sama di bidang ini, menyepakati kontak lebih lanjut antara kementerian terkait, dan kami memiliki pemahaman yang sama tentang penyebab krisis gandum," ujar Lavrov.

Mesir adalah salah satu importir gandum utama dunia dan tahun lalu. Negara ini membeli sekitar 80 persen impor tersebut dari Rusia dan Ukraina. Invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina mengganggu pengiriman dan mempercepat kenaikan harga komoditas global, memberikan kejutan keuangan Mesir.

Sebagai tanggapannya terhadap perang, Mesir telah terpecah antara hubungan lama dengan Rusia dan hubungan dekatnya dengan kekuatan Barat. Kedutaan Besar di negara-negara Barat telah melobi Mesir dan Liga Arab menjelang kunjungan Lavrov, termasuk pembicaraan dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan perwakilan Liga Arab.

Rusia, Ukraina, Turki dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menandatangani kesepakatan untuk memulai kembali ekspor gandum Ukraina melalui laut pada 22 Juli. Hanya saja serangan Rusia di Odesa sehari setelahnya membuat implementasi perjanjian tersebut diragukan.

Rusia menyalahkan penghentian perdagangan Laut Hitam atas sanksi Barat dan ranjau Ukraina. Meskipun berdasarkan kesepakatan bersama, pilot akan memandu kapal di sepanjang jalur yang aman. Lavrov mengatakan dia berharap PBB akan berhasil menghapus pembatasan tidak sah pada pengiriman.

"Masih ada 70 kapal asing dari 16 atau 17 negara berdiri di sana sebagai sandera, termasuk, kebetulan, satu kapal diblokir di pelabuhan Ukraina karena ancaman ranjau, yang seharusnya membawa makanan ke Mesir," kata Lavrov.

Lavrov mengatakan kepada Liga Arab, setiap kapal yang datang untuk mengambil gandum dari pelabuhan Ukraina akan diperiksa untuk memastikan tidak membawa senjata. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement