Selasa 28 Jun 2022 21:19 WIB

Militer Inggris: Rusia akan Jadi Ancaman Besar Bagi Eropa Usai Perang di Ukraina

Tentara Inggris diminta untuk bersiap bila sewaktu-waktu Rusia mengancam

Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, 16 Juni 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petugas SAR dan penduduk setempat mengambil mayat dari bawah puing-puing sebuah bangunan setelah serangan udara Rusia di Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, Kamis, 16 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Rusia mungkin akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi keamanan Eropa setelah perang di Ukraina.  Kepala Staf Angkatan Bersenjata Inggris Patrick Sanders mengatakan tentara Inggris harus bersiap mengantisipasi ancaman itu.  

"Kami tidak tahu bagaimana perang di Ukraina akan berakhir. Tetapi dalam kebanyakan skenario, Rusia akan menjadi ancaman yang lebih besar bagi keamanan Eropa setelah Ukraina daripada sebelumnya," ujar dia.

Baca Juga

Sanders menggunakan pidato pertamanya untuk memperingatkan bahwa tentara Inggris harus siap berperang untuk "menghindari konflik". Seruan ini tampaknya menyiratkan untuk memodernisasi dan kemungkinan belanja pertahanan lebih lanjut.

"Sementara kemampuan konvensional Rusia akan jauh berkurang setidaknya untuk sementara waktu, niat (Presiden Rusia Vladimir) Putin baru-baru ini untuk memulihkan tanah Rusia yang bersejarah membuat jeda sementara dan ancaman akan menjadi lebih akut," kata Sanders dalam pidatonya di Royal United Services Institute, sebuah lembaga kajian pertahanan dan keamanan.

Dia mengatakan tentara harus fokus pada peningkatan kesiapan sehingga pasukan dapat dikerahkan dengan cepat, dan menghadapi pertempuran perkotaan, serta membangun kembali pasokan persenjataan.Dia menggambarkan pilihan yang dihadapi Inggris sebagai "momen 1937" --mengacu pada era ketika pemimpin Nazi Adolf Hitler menginvasi Austria.

"Kita tidak berperang, tetapi kita harus bertindak cepat agar kita tidak terseret menjadi satu karena kegagalan menahan ekspansi teritorial," kata Sanders.

"Mulai sekarang tentara akan memiliki fokus tunggal untuk memobilisasi menghadapi ancaman hari ini dan dengan demikian mencegah perang di Eropa."

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement