Selasa 21 Jun 2022 13:20 WIB

Presiden Panama Alami Sindrom Mielodisplastik, Apa Saja Gejalanya?

Sebagian besar kasus sindrom mielodisplastik tidak diketahui penyebabnya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Panama Laurentino Cortizo mengaku mendapat diagnosis sindrom mielodisplastik.
Foto: AP Photo/Marcio Jose Sanchez
Presiden Panama Laurentino Cortizo mengaku mendapat diagnosis sindrom mielodisplastik.

REPUBLIKA.CO.ID, PANAMA CITY -- Presiden Panama Laurentino Cortizo mengaku telah didiagnosis dengan kelainan darah langka yang dikenal sebagai sindrom mielodisplastik (myelodysplastic). Apa sebenarnya penyakit tersebut?

Menurut Mayo Clinic, sindrom mielodisplastik adalah sekelompok gangguan yang disebabkan oleh sel darah yang tidak terbentuk dengan baik atau tidak berfungsi dengan baik. Sindrom ini terjadi karena ada yang salah dalam bone marrow (sumsum tulang), lokasi produksi sel darah.

Baca Juga

Sebagian besar kasus sindrom mielodisplastik tidak diketahui penyebabnya. Sindrom ini termasuk kanker yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat sel darah yang sehat di sumsum tulang, menurut American Cancer Society.

Kelainan darah langka tersebut dapat dialami siapa saja, utamanya orang dewasa berusia 65 tahun ke atas. Lalu, apa saja gejala yang dirasakan Cortizo?

Cortizo mengatakan dia menerima diagnosis itu pada 16 Juni. Saat pemeriksaan darah rutin pada Mei, tubuh Cortizo menunjukkan penurunan hemoglobin dan jumlah sel darah putih.

Setelah itu, dokter merekomendasikan biopsi sumsum tulang. Penderita sindrom mielodisplastik pada awalnya bisa jadi tidak mengalami tanda dan gejala. Seiring waktu, mereka bisa merasakan:

- Kelelahan.

- Sesak napas.

- Pucat yang tidak biasa (pucat). Kondisi ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang rendah (anemia).

- Memar atau pendarahan yang mudah atau tidak biasa, yang terjadi karena jumlah trombosit darah yang rendah (trombositopenia).

- Bintik-bintik merah berukuran tepat di bawah kulit yang disebabkan oleh pendarahan (petechiae).

- Infeksi yang sering. Itu terjadi karena jumlah sel darah putih yang rendah (leukopenia).

"Perawatan untuk sindrom mielodisplastik dapat berupa transfusi darah hingga kemoterapi atau transplantasi sel punca," kata National Health Service di Inggris, dikutip dari Reuters.

Manajemen sindrom myelodysplastic umumnya bertujuan untuk memperlambat penyakit, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Langkah-langkah umum termasuk transfusi darah dan obat-obatan untuk meningkatkan produksi sel darah.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement