Selasa 17 May 2022 08:25 WIB

Kemenparekraf Dukung Penuh Salatiga sebagai Kota Gastronomi

Kemenparekraf sudah bekerja sama dengan lebih dari 4.000 rumah makan di seluruh dunia

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, usai berdialog dengan para pelaku UMKM dan industri kreatif Kota Salatiga, di kompleks Setda Pemkot Salatiga, saaat melakukan kunjungan kerja di Kota Salatiga, jawa Tengah, Senin (16/5).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, usai berdialog dengan para pelaku UMKM dan industri kreatif Kota Salatiga, di kompleks Setda Pemkot Salatiga, saaat melakukan kunjungan kerja di Kota Salatiga, jawa Tengah, Senin (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID,SALATIGA -- Kementeraian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bakal memberikan dukungan bagi pengembangan Kota Salatiga sebagai kota kreatif dengan subsektor gastronomi. Sebab Kota Salatiga telah memiliki semua persyaratan untuk menjadi daerah tujuan wisata dengan daya tarik destinasi gastronomi.

"Kami dari kementerian tinggal mendorong agar yang sudah ada ini menjadi lebih baik lagi," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, usai berdialog dengan para pelaku UMKM dan industri kreatif Kota Salatiga, di kompleks Setda Pemkot Salatiga, Senin (16/5/2022).

Menurut Sandiaga, Kota Salatiga pada tahun 2021 sudah menjadi Kota Kreatif dengan Subsektor Gastronomi di tanah air, selama 10 tahun kepemimpinan Yuliyanto Muh Haris. Untuk lebih memerkuat ikon sebagai ‘Kota Gastronomi’, maka perlu diperbanyak berbagai Kegiatan level daerah maupun level nasional yang digelar di Kota Salatiga.

"Saya juga melihat, gastronomi Salatiga ini bisa menjadi pengembangan dari destinasi wisata super prioritas yang ada di kawasan Borobudur," katanya.

 

Untuk itu, lanjut Sandiaga, Kemenparekraf akan terus memberi dukungan dari berbagai sektor kepada Kota Salatiga, mulai dari dukungan anggaran, regulasi dan juga kehadiran (kunjungan) wisatawan. "Karena ini termasuk dalam menjabarkan program tatanan kebangkitan ekonomi baru, di era kenormalan baru saat transisi dari pandemi ke endemi," ujarnya.

Tak lupa, Menparekraf juga berharap agar digitalisasi UMKM sebagai fenomena yang harus diambil manfaatnya dan menjadi penting. Saat ini, Kemenparekraf sudah bekerja sama dengan lebih dari 4.000 rumah makan di seluruh dunia, tetapi belum ada menu sambal tumpang koyor.

Maka ini menjadi kesempatan untuk menjadikan sambal tumpang koyor sebagai makanan yang mendunia. “Jadi kita ingin, kalau wisata kuliner ya ke Salatiga,” tandas Sandiaga.

Sementara itu, Wali Kota Salatiga, Yuliyanto menambahkan, guna melengkapi khasanah dan kekayaan ragam gastronomi, ke depan Kota Salatiga juga akan memperkuat ekosistem kuliner halal.

Sehingga nantinya masyarakat yang akan menikmati kekayaan gastronomi di Kota Salatiga akan semakin memiliki banyak pilihan. "Tentu itu juga terus kita persiapkan agar gastronomi halal pun juga menjadi unggulan di Kota salatiga," katanya.

Yuliyanto juga menyampaikan, saat ini sudah ada sejumlah kuliner khas Kota Salatiga yang masuk kategori gastronomi legendaris, seperti Enting-enting Gepuk Cap Klenteng 2 Hoolo, Bakso Babat Tamansari, Tumpang Koyor Mbah Rakinem dan Sambal Tumpang Koyor Bu Kori.

Selain itu juga Getuk Kethek, Ronde Jago, Soto Esto, Soto Kesambi Gladagan, Kopi Babah Kaca Mata dan Roti Tegal. "Ini merupakan kuliner legendaris yang menjadi kekayaan sekaligus unggulan Kota Salatiga," kata wali kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement